Bengkulu pernah menjadi tempat persembunyian para pelaku terorisme untuk menyimpan bahan baku bom dan merencanakan bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Jakarta
Bengkulu (ANTARA News) - Panglima Kodam II Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Suwarno Widjanarko, meminta seluruh warga Provinsi Bengkulu harus selalu waspada terhadap upaya-upaya teroris yang ingin menganggu keamanan negara.
"Saya meminta seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu agar mewaspadai segala upaya teroris yang ingin mengacaukan keamanan dan memecah belah persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia," kata Widjanarko, Kamis.
Ia mengatakan, Provinsi Bengkulu termasuk salah satu wilayah yang aman sebagai daerah persembunyian para teroris yang ingin melakukan aksinya di berbagai tempat di seluruh Indonesia.
"Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat persembunyian para pelaku terorisme untuk menyimpan bahan baku bom dan merencanakan bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Jakarta," katanya.
Ia menjelaskan, Asmar Latin Sani yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriot Jakarta pada 2003, tercatat sebagai warga yang tinggal di Kota Bengkulu.
"Bahkan buronan otak teroris dokter Azhari yang merupakan warga Malaysia dan telah tewas tertembak, pernah bersembunyi di Kota Bengkulu beberapa bulan sebelum melakukan pengeboman di Hotel JW Marriot Jakarta pada 2003 lalu," katanya.
Ia mengatakan, ancaman terbesar di Indonesia saat ini adalah aksi terorisme dan teror bom. Karena itu, dia menginstruksikan prajurit TNI di Provinsi Bengkulu untuk melakukan pengamanan secara terpadu untuk mengantisipasi serangan terorisme yang memang sengaja ingin mengganggu kenyamanan hidup masyarakat Indonesia.
"Saya meminta semua prajurit TNI untuk selalu bekerja sama dengan seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu untuk melakukan pengamanan terpadu hingga ke tingkat desa dan kelurahan, tanpa bantuan masyarakat, upaya pengamanan secara terpadu tidak mungkin terwujud.
Ia menambahkan, selain melibatkan warga, prajurit TNI juga harus bekerja sama dengan tokoh masyarakat, pemerintah daerah dan Kepolisian Republik Indonesia. (ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011