Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Kehormatan Partai Demokrat EE Mangindaan mengatakan bahwa Anas Urbaningrum akan tetap memimpin Partai Demokrat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat.
"Anas tetap memimpin," kata Mangindaan ketika ditemui di komplek kantor kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Pada kesempatan itu, Manggindaan juga menegaskan, posisi Anas akan tetap aman karena tidak akan ada Kongres Luar Biasa (KLB), terkait kasus yang akhir-akhir ini menyudutkan Partai Demokrat.
"KLB tidak perlu," katanya, menegaskan.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum bertemu di Wisma Negara, komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu petang (20/7).
Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, Andi Mallarangeng mengatakan pertemuan itu tidak membahas pemecatan kader.
"Pertemuan dengan Presiden membahas persiapan Rakornas. Tidak dibahas pemecatan kader," katanya ketika ditemui di komplek kantor kepresidenan.
"Sebagai Sekretaris Dewan Pembina, saya mendampingi Ketua Dewan Pembina menerima laporan persiapan rakornas oleh DPP dan panitia," ujar Andi menambahkan.
Dia tidak menjelaskan katika ditanya apakah pertemuan itu juga membahas pengakuan Nazaruddin tentang dugaan aliran uang kepada sejumlah kader Demokrat.
Terkait kasus Nazaruddin, Andi mengimbau sebaiknya mantan Bendahara Partai Demokrat itu kembali ke Indonesia.
"Paling baik kembali ke Indonesia, melaporkan semuanya ke KPK dengan bukti-bukti. Itu jauh lebih bermanfaat, kemudian diusut tuntas," ucapnya, menegaskan.
Sementara itu, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Syarif Hasan mengatakan, Rakornas bukanlah forum pemecatan kader.
"Tidak ada pemikiran seperti itu. Kita hanya mau konsolidasi saja," katanya.
Menurut Syarif, Partai Demokrat sudah memiliki sistem tersendiri untuk menindak kader yang diduga bermasalah. Partai Demokrat juga mendukung upaya-upaya hukum terhadap semua pihak.
"Kalau menyangkut masalah hukum, ya kita dorong untuk menyelesaikannya secara hukum," katanya.
(F008/C004)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011