Nilai tukar rupiah Kamis pagi terhadap dolar AS turun enam poin menjadi Rp8.536 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.530.
Pengamat pasar uang David Sumual di Jakarta, Kamis, mengatakan setelah mengalami penguatan cukup signifikan mata uang rupiah sedikit tertekan.
"Faktor teknikal memicu pelemahan rupiah namun masih terbatas," kata dia.
Ia menambahkan, beberapa mata uang regional lainnya juga dibayangi sentimen koreksi setelah menguat terhadap dolar AS.
Meski demikian, kata dia, mata uang rupiah dalam jangka panjang masih mempunyai potensi penguatan didorong oleh peringkat Indonesia yang diekspektasikan akan naik pada level layak investasi (investment grade).
"Jangka panjang rupiah masih cukup kuat, apalagi peringkat `investment grade` diprediksi akan diraih Indonesia minimal di awal 2012," kata dia.
Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pasar global bergerak "mixed", dan rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran terbatas.
Namun, lanjut dia, keyakinan investor di pasar Asia tampaknya masih positif pada perdagangan hari ini termasuk di dalam negeri.
"Aliran dana asing masih menunjukkan tren masuk sehingga mendorong mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS kendati isu-isu global masih terus membayangi di pasar," kata dia.
Ditengah ketidakpastian global, lanjut dia, pasar Indonesia masih relatif menarik sehingga aliran modal masuk masih dipastikan mengalir ke Indonesia
"Dalam perkembangannya, isu global sudah ada perkembangan positif terutama terkait dengan perkembangan isu utang di AS," kata dia.
Sementara itu, kata dia, total dana asing masuk ke pasar saham dalam satu minggu pertama Juli mencapai 458 juta dolar AS, sedangkan posisi kepemilikan asing di SUN meningkat sebesar 505 juta dolar AS.
"Sehingga total dana asing di kedua instrument tersebut mencapai 963 juta dolar AS," papar dia.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011