Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong inklusivitas akses literasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Hal tersebut disampaikan Menko Airlangga dalam acara Opening Ceremony Gramedia 52th Anniversary, secara virtual di Jakarta.

“Harapan kami, Gramedia sebagai salah satu korporasi terbesar di bidang literasi, khususnya ritel buku, dapat semakin berkembang sehingga mampu memberikan inklusivitas akses literasi kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi penerus bangsa,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Langkah awal peningkatan kualitas SDM, lanjut Airlangga, salah satunya dengan mendorong kebiasaan membaca buku, terutama untuk memperoleh informasi dan pengetahuan yang berkualitas.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), tingkat literasi Indonesia perlu terus ditingkatkan karena saat ini masih menempati peringkat ke-62 dari 70 negara.

Baca juga: Airlangga: Iklim usaha kondusif dorong performa manufaktur

“Kondisi ini merupakan tantangan kita bersama dan salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan akses terhadap sumber bacaan berkualitas,” ujarnya.

Lebih lanjut Airlangga menyampaikan bahwa dengan akses informasi yang berkualitas, baik melalui sumber bacaan buku maupun sumber literasi lainnya, produktivitas bangsa dapat ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatnya inovasi dan kreativitas untuk mendorong aktivitas kewirausahaan.

Saat ini, rasio kewirausahaan di Indonesia masih rendah, yakni sebesar 3,47 persen dari total populasi dan didominasi oleh pelaku usaha generasi muda dengan rentang usia 25-34 tahun. Generasi muda yang berkualitas tinggi memang mempunyai peran penting dalam kemajuan kewirausahaan dan ekonomi bangsa.

Baca juga: Menko Airlangga pastikan kebijakan pemberdayaan UMKM berjalan baik

Cerminan kinerja kewirausahaan Indonesia juga dapat dilihat dari kinerja UMKM terhadap pertumbuhan ekonomi. Pelaku UMKM merupakan pendorong utama bagi perekonomian, mengingat kontribusi UMKM terhadap PDB telah mencapai 61 persen dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Bahkan, total investasi di sektor UMKM telah mencapai 60 persen dari total investasi nasional, dan kontribusinya terhadap ekspor nonmigas juga cukup signifikan yakni mencapai 16 persen dari total ekspor.

“Pemerintah telah memberikan dukungan pembiayaan bagi wirausaha maupun UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Segmentasi KUR yang telah terbagi menjadi KUR Super Mikro, Mikro dan Kecil dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat yang membutuhkan sumber permodalan. Sepanjang 2021, pembiayaan KUR telah disalurkan sebesar Rp280,17 triliun dan diberikan kepada 7,38 juta debitur,” kata Menko Airlangga.

Program PEN yang telah dilaksanakan selama masa pandemi juga memberi perhatian khusus kepada sektor UMKM. Berbagai program telah diberikan untuk mendukung keberlangsungan usaha UMKM antara lain Subsidi Bunga, Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Umum Mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), Bantuan Tunai untuk PKL, Warung, dan Nelayan (BTPKLWN), dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP).

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022