Saya bersyukur sebagai sahabat dekat Mas Sudi...
Jakarta (ANTARA News) - Salah satu orang terdekat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono setelah Ibu Negara Ani Yudhoyono adalah Sudi Silalahi.
Menteri Sekretaris Negara itu selalu tampak hadir pada setiap acara SBY. Ia nyaris bagaikan bayangan Kepala Negara. Di mana ada SBY, di situ ada Sudi.
Sering terdengar sindiran orang yang mengatakan bahwa Sudi dipilih menjadi pembantu dekat Presiden karena "menempel terus". Ia selalu siap menjadi bemper-nya SBY.
Ada juga yang menuding kedekatan Jenderal Batak itu dengan Presiden karena Sudi adalah sosok "pembebek", hanya Asal SBY Senang (ABS). Apakah benar demikian? Bagaimana sebetulnya pandangan SBY terhadap Sudi Silalahi?
Ternyata di mata SBY, Sudi adalah sosok pekerja keras, relijius dan setia.
"Mas Sudi bukan tipe pembebek. Pandangan itu keliru, dan juga menyakitkan," begitu tulis SBY dalam kata pengantar buku biografi Sudi Silalahi yang berjudul "Jenderal Batak dari Tanah Jawa".
Buku setebal 302 halaman itu diluncurkan Sabtu malam (16/7), di rumah dinas Sudi, di Jl.Widya Chandra, Jakarta dan dihadiri oleh keluarga, kerabat dekat dan para sahabatnya.
Keistimewaan tersendiri buku ini adalah diberi kata pengantar oleh Presiden. Tidak banyak buku yang punya kemewahan seperti buku Sudi ini. Tidak banyak pula kemewahan bagi Presiden yang super sibuk jadwal acaranya masih meluangkan waktu untuk menulis kata pengantar.
"Bahkan ketika Mas Sudi sebenarnya tidak meminta untuk itu, karena takut dipolitikkan atau dicurigai macam-macam, saya sampaikan bahwa secara moral wajib bagi saya untuk memberikan pengantar dalam buku ini," kata SBY.
Pernyataan tersebut membuktikan betapa dekat seorang Sudi dengan Presiden.
Presiden pertama kali mengenal sosok Sudi Silalahi ketika SBY masih menjadi Taruna Akademi Militer 40 tahun yang lalu. Waktu itu SBY seorang sersan taruna, sedangkan Sudi sudah berpangkat sersan mayor dua taruna, atau satu tingkat lebih tinggi dari pangkat SBY.
Saat itu, "kuliah" di Akademi Militer masih empat tahun, belakangan cuma tiga tahun saja. Sejak saat itu, SBY dan Sudi ditakdirkan untuk sering menjalankan tugas dan amanah secara bersama.
Merasa cocok
Dalam kata pengantar yang ditulis di Cikeas pada 3 Juli 2011 itu, SBY menjelaskan mengapa dia merasa cocok dan klop bekerja dengan Sudi Silalahi.
Pertama, keduanya merasa memiliki idealisme dan impian indah tentang negara ini. Mereka, sebagaimana rakyat Indonesia, ingin betul negeri ini terus berkembang menjadi negara yang maju, modern, adil dan makmur.
"Kami tahu perjalanan ke arah itu akan sangat panjang, serta rintangan dan tantangannya pun amat berat. Tapi kami merasa yakin, dengan ikhtiar dan pertolongan Allah kita akan sampai pada Indonesia yang kita cita-citakan itu," tutur SBY.
Kedua, SBY melihat pribadi Sudi sebagai pribadi yang setia, yang tidak memiliki agenda tersembunyi. Dalam politik dan pemerintahan, kesetiaan sebagai elemen dari integritas seseorang adalah sungguh sangat penting.
"Mas Sudi bukan tipe 'pembebek', karena sesungguhnya juga seorang yang rasional. Oleh karena itu, ketika mas Sudi sungguh meyakini bahwa keputusan, solusi dan kebijakan yang saya ambil dalam berbagai bidang adalah tepat dan realistik, maka tidak pernah saya lihat keraguan ataupun niat untuk tidak menjalankannya," kata SBY yang memanggil Sudi yang orang Batak dengan panggilan "mas" (panggilan kepada orang Jawa).
SBY mengakui, banyak saran mas Sudi yang ia perhatikan dan dengarkan. "Tetapi, ketika keputusan sudah saya ambil, saya ketahui mas Sudi baik sebagai Sesmenko Polkam, sebagai Seskab maupun sebagai Mensesneg, segera menjalankannya dengan sepenuh hati," kata SBY lagi.
Sebagai seorang menteri, Sudi tahu bahwa setelah sebuah masalah diputuskan dan ditentukan solusinya, maka tanggung jawab telah beralih ke Presiden.
Dalam menjalankan instruksi, keputusan, dan kebijakan SBY, Sudi tidak pernah menghitung untung-rugi, termasuk dari segi politik untuk dirinya.
"Ini sesungguhnya, merupakan etika politik yang mesti dimiliki oleh siapapun yang menjadi pembantu Presiden," puji SBY.
Pekerja keras
Kelebihan Sudi yang lain menurut SBY adalah sikapnya yang responsif dan pekerja keras.
Jam berapa pun SBY hubungi, entah subuh atau tengah malam, keduanya selalu bisa berkomunikasi. Ketika SBY minta untuk menyelesaikan sesuatu, atau menyampaikan sesuatu kepada anggota Kabinet yang lain, tanpa menunggu waktu, tugas itu langsung dilaksanakan. Semua pekerjaaan selesai dengan tuntas. Konklusif.
"Soal bekerja keras, kami berdua ini seperti dalam bahasa Jawa: 'tumbu oleh tutup' yang artinya cocok atau klop," SBY mengakui.
SBY merasa sreg bekerja dengan Sudi karena cocok dalam pengelolaan administrasi, utamanya administrasi keuangan.
"Doktrin kami berdua keras soal ini. Satu rupiah pun kalau uang negara harus dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya," kata SBY lagi.
Tentu saja, SBY juga mengakui sebagai manusia tentu Sudi ada kekurangan dan ketidaksempurnaannya. Tetapi, dengan tulus SBY mengatakan bahwa seorang Jenderal Batak dari Tanah Jawa, yang bernama Sudi Silalahi, memang punya banyak kelebihan.
"Saya bersyukur sebagai sahabat dekat Mas Sudi," demikian kata SBY di akhir Kata Pengantarnya.
(ANT)
Oleh Akhmad Kusaeni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011