Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi M.Kes mengingatkan orang-orang khususnya pasangan suami istri mengenai pentingnya persiapan dalam kehamilan demi menghasilkan generasi yang berkualitas.
"Kalau kita harapkan generasi yang berkualitas, tentu kita berharap jauh sebelum hamil ibunya sudah sehat. Bukan hanya sehat setelah hamil baru diperiksa kesehatannya. Persiapan hamil itu penting sekali," ujar dia dalam webinar bertajuk “Transformasi Digital Bantu Jaga Kesehatan Ibu & Anak”, Kamis.
Menurut Emi, sebagian masyarakat di saat ini cenderung menganggap kehamilan tidak perlu dipersiapkan dan ada di antara mereka yang bahkan tidak merencanakan dan mengharapkan kehamilan.
Baca juga: Ahli Gizi: Ibu perlu perhatikan asupan yodium dukung generasi unggul
"Kalau sekarang realitanya, di masyarakat seolah-olah kehamilan tidak perlu dipersiapkan. Bahkan malah tidak direncanakan dan tidak diharapkan. Itu sangat berbahaya. Bagaimana mungkin kita mengharapkan hasil yang baik tanpa kita rencanakan, apalagi tanpa kita harapkan," kata dia.
Persiapan kehamilan juga menjadi upaya menekan angka kematian ibu dan bayi. Seperti dikutip dari Healthline, ada sejumlah hal yang perlu dilakukan mulai dari asupan makanan bernutrisi seperti mengandung asam folat, berolahraga setidaknya 150 menit per pekan, berusaha mendapatkan indeks massa tubuh (IMT) yang normal, cukup tidur hingga memperkuat sistem imun.
"Masyarakat sebagian jarang merencanakan kehamilan. Padahal bisa direncanakan dengan menggunakan kontrasepsi, menjarangkan jarak anak, merencanakan kapan mau mulai hamil. Itu ada metode yang bisa dipakai. Belum menjadi behavior di masyarakat kita," kata Emi.
Dalam hal perencanaan dan persiapan kehamilan, masyarakat bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan termasuk bidan. Emi menuturkan, bidan sebagai profesi unik dan spesifik karena fokus pada kesehatan ibu, bayi dan balita yang meliputi kesehatan reproduksi perempuan hingga family planning.
"Peran bidan tidak bicara setelah lahir saja, bahkan sebelum hamil untuk bangun generasi berkualitas," tutur dia.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan sebanyak 82 persen ibu hamil diperiksa bidan dan sekitar 61 persen persalinan normal ditolong bidan.
Menurut dia, karena menjadi andalan ibu, bidan perlu dibantu dicerdaskan terutama bagaimana menggunakan teknologi demi memperluas sasaran saat memberikan edukasi.
Emi menyambut baik hadirnya platform-platform yang bisa digunakan oleh bidan untuk mempermudah tugas mereka menjangkau sasaran.
"Dengan platform digital, memberikan hak-hak pada masyarakat untuk mendapatkan informasi bisa real time seperti laporan COVID-19 dan bisa digunakan bidan untuk personal health record bagi ibu hamil yang diperiksa bidan," demikian kata dia.
Baca juga: Cegah anak stunting rupanya bisa dimulai sebelum ibu masuki kehamilan
Baca juga: Benarkah ibu dengan mata minus tak bisa melahirkan normal?
Baca juga: BKKBN tekan angka kekerdilan lewat pembagian pil KB pada ibu hamil
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022