Empat solusi ini kami tawarkan untuk pengembangan dan penyempurnaan fitur-fitur pada aplikasi PeduliLindungi
Depok (ANTARA) - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) yang tergabung dalam Tim 04 menawarkan empat solusi penyempurnaan aplikasi PeduliLindungi yang membawa mereka meraih juara ketiga Lomba Esai Bahasa Inggris yang diadakan Universitas Airlangga.
Ketua Tim 04 Khansa Nitisara Ramadhani dalam keterangan tertulisnya di Depok, Kamis, menyebutkan lomba diadakan oleh SCOPE dari Center for Indonesian Medical Student Activities (CIMSA) Universitas Airlangga.
Tiga mahasiswa Departemen Teknik Elektro FTUI yakni Khansa Nitisara Ramadhani, Yasmina Ashfa Zahidah dan Raissa Azarine, tergabung dalam Tim 04, menyampaikan dalam makalah berjudul Preventing and Controlling the Re-Escalating Cases of COVID-19 by Optimizing the Features of PeduliLindungi.
Baca juga: FKUI miliki data center Imeri-Idealab kelola mahadata kesehatan
Lomba esai yang mereka ikuti mengangkat tema Accessibility Issues Surrounding Universal Health Coverage in Indonesia and Its Solution.
Khansa mengatakan solusi pertama yang ditawarkan Tim 04 adalah fitur live location. Dari fitur ini, pengguna aplikasi dapat memperoleh informasi mengenai lokasi di sekitar mereka, informasi terkait keamanan lokasi tersebut, dan informasi apakah ada orang terinfeksi COVID-19 di sekitar mereka atau tidak.
"Solusi kedua yang kami tawarkan adalah fitur pemesanan fasilitas karantina," katanya.
Pada fitur ini, pengguna aplikasi akan lebih mudah untuk memilih tempat karantina sesuai dengan destinasi yang ingin pengguna tuju. Pengguna nantinya dapat memilih tanggal dan lokasi karantina melalui PeduliLindungi. Fitur ini mempermudah mobilitas bagi masyarakat Indonesia yang akan bepergian melintasi batas wilayah.
Baca juga: UI tetap peringkat satu di Indonesia versi webometrics
Solusi ketiga yang kami tawarkan adalah fitur pelayanan kesehatan dari pintu ke pintu.
Fitur ini akan memudahkan pengguna untuk memesan produk dan pelayanan kesehatan secara mandiri tanpa harus keluar rumah.
Misalkan, memesan obat atau memesan layanan tes usap COVID-19. Fitur terakhir yang kami tawarkan untuk aplikasi ini adalah fitur lock system. Fitur ini penting untuk mencegah pasien COVID-19 bepergian dari tempat karantina dan mengunjungi tempat-tempat publik.
Yasmina Ashfa Zahidah mengatakan pasien yang sedang terinfeksi dan menjalani karantina tidak bisa melakukan scan barcode pada aplikasi PeduliLindungi karena aplikasi tersebut akan berada dalam mode terkunci hingga waktu karantina berakhir.
Baca juga: BEM UI minta Kemendikbudristek jamin konversi SKS program MBKM
"Empat solusi ini kami tawarkan untuk pengembangan dan penyempurnaan fitur-fitur pada aplikasi PeduliLindungi," kata Raissa Azarine.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas prestasi mahasiswa FTUI. "Kami ingin lulusan FTUI memiliki daya saing tinggi, unggul dan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat," katanya.
Ide kreatif ketiga mahasiswa ini menunjukkan kemampuan mahasiswa FTUI untuk berpikir kritis dan solutif dalam memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini bagaimana mengembangkan aplikasi PeduliLindungi menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: 43 laboratorium FTUI raih sertifikasi ISO 45001:2018
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022