Hasil 'hawkish" mungkin menekan dolar AS
Singapura (ANTARA) - Dolar menemukan pijakan di perdagangan Asia pada Kamis pagi, menghentikan penurunan minggu ini karena kemerosotan saham teknologi dan media sosial memperburuk selera terhadap mata uang berisiko, dan ketika para pedagang menunggu pertemuan bank sentral di Inggris (BoE) dan Eropa (ECB).
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko turun sedikit di perdagangan pagi. Sterling dan euro tidak memperpanjang kenaikan baru-baru ini, dan mata uang bersama sedikit lebih lemah di 1,1297 dolar AS. Yen bertahan di 114,41 per dolar AS.
Saham pemilik Facebook Meta terjun lebih dari 20 persen setelah bel penutupan perdagangan karena pendapatan dan prospeknya jauh dari harapan.
Saham di Twitter dan Spotify juga turun dan Nasdaq 100 berjangka merosot 2,0 persen, menyeret permintaan mata uang seperti antipodean (dolar Australia, Selandia Baru), kata analis Westpac Imre Speizer di Christchurch.
Aussie terakhir turun 0,2 persen pada 0,7120 dolar AS, sedikit dari resistensi di 0,7180 dolar AS. Kiwi turun 0,1 persen menjadi 0,6625 dolar AS.
Perdagangan di Asia diringankan oleh hari libur di China dan Hong Kong.
Keputusan kebijakan dari bank sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa masing-masing dijadwalkan pada 12.00 GMT dan 12.45 GMT, dan konferensi pers dengan Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan pada 13.30 GMT.
"Hasil hawkish mungkin menekan dolar AS," kata Speizer, dikutip dari Reuters. Indeks dolar telah turun kembali ke rata-rata pergerakan 50 hari dan stabil pada Kamis di 96,043.
Pasar telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan 25 basis poin dari BoE, sehingga fokus kemungkinan akan jatuh pada prospek.
Sementara ECB diperkirakan tidak menawarkan perubahan kebijakan, harga konsumen yang panas dan data tenaga kerja yang kuat baru-baru ini telah meningkatkan ekspektasi untuk perubahan nada, terutama di sekitar inflasi.
"Kemungkinan jelas meningkat bahwa bank membuka pintu untuk kebijakan normalisasi dan Christine Lagarde berpotensi memberi tahu kita bahwa dia tidak dapat mengesampingkan kenaikan tahun ini," kata Chris Weston, kepala penelitian di broker Pepperstone di Melbourne.
"Ini akan menggerakkan bank lebih dekat ke perkiraan pasar dan membenarkan posisi beli euro."
Sterling melayang di 1,3560 dolar AS dan 83,29 pence per euro. Pengukur volatilitas euro/sterling berdiri di level tertinggi untuk tahun ini menjelang pertemuan.
Baca juga: Dolar AS jatuh terseret data pekerjaan sektor swasta yang lemah
Baca juga: Rupiah menguat dipicu optimisme pemulihan ekonomi
Baca juga: Dolar merosot 2 hari beruntun pasca-pernyataan bank sentral AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022