"Tahun 2005 merupakan tahun paling sulit dalam sejarah GM, didorong oleh buruknya kinerja di pasar Amerika Utara," kata pemimpin tertinggi GM Rick Wagoner.

Detroit, Michigan (ANTARA News) - Pabrikan mobil terbesar di dunia asal Amerika Serikat General Motors (GM), Kamis, mengatakan selama 2005 perusahaan itu rugi mencapai 8,6 miliar dollar AS, menyusul masalah keuangan yang dialami dan persaingan yang tinggi di pasar AS. "Tahun 2005 merupakan tahun paling sulit dalam sejarah GM, didorong oleh buruknya kinerja di pasar Amerika Utara," kata pemimpin tertinggi GM Rick Wagoner dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor-kantor berita transnasional. "Selama tahun itu ada dua kelemahan mendasar pada operasi di Amerika Utara, yaitu peningkatan biaya operasi dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan biaya karena menurunnya pendapatan." Pabrik mobil berbasis di Detroit itu mengungkapkan kerugian mencapai 15,13 dollar per saham, dibandingkan dengan laba bersih 2,8 miliar dollar, atau 4,92 dollar per saham pada tahun 2004. Angka itu juga termasuk kerugian sebesar 4,8 miliar dollar AS selama kuartal empat tahun 2005, karena penurunan pangsa pasar dan penurunan penjualan mobil jenis sport utility vehicle (SUV). "Untuk memperbaiki pendapatan pada 2006 dan 2007, kami telah mengambil langkah-langkah untuk melakukan tindakan penting untuk mengatasi kelemahan di Amerika Utara," kta Wagoner. "Dan kami telah memulai langkah penting untuk mengurangi biaya produksi secara global yang memungkinkan GM mencapai sukses dalam jangka panjang," katanya. Pendapatan pada 2005 senilai 192,6 miliar dollar, lebih rendah dibandingkan pada 2004 senilai 193,5 miliar dollar. Pada kuartal empat 2005 pendapatan turun menjadi 51,2 miliar dollar dari sebesar 51,4 miliar dollar pada periode sama tahun 2004. Harga saham GM turun 2,7 persen menjadi 23,20 dollar di pasar elektronik Inet, turun dari 23,85 dollar di bursa New York pada hari sbeelumnya. Peringkat utang GM juga selama beberapa kali jatuh hingga posisi terendah baik oleh badan pemeringkat Moody`s maupun Standard & Poor`s.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006