Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong transformasi energi di Indonesia melalui pengembangan energi terbarukan variabel atau variable renewable energy (VRE).
Koordinator Kerja Sama Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Senda Hurmuzan Kanam mengatakan Indonesia menjalin kemitraan dengan Amerika untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi bersih tersebut.
"Indonesia belajar dari Hawaii yang telah sukses transformasi energi dari fosil ke energi baru terbarukan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Indonesia dan isu transisi energi dalam fokus presidensi G20
VRE merupakan sumber energi terbarukan yang hasil pembangkitannya tidak dapat dikendalikan karena sifatnya yang berfluktuasi, seperti tenaga angin dan tenaga matahari.
Dalam webinar transisi energi di sektor kelistrikan Hawaii yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM bersama United States Agency for International Development (USAID) dan The Hawai'i Natural Energy Institute (HNEI), hari ini, Indonesia belajar dari kisah sukses Hawaii dalam transformasi energi karena Indonesia dan Hawaii memiliki kesamaan geografis yaitu banyak pulau yang tersebar dan isolated grids.
Senda menyampaikan bahwa pencapaian Hawaii terhadap transformasi energi dengan memanfaatkan energi angin dan matahari tidak lepas dari dampak biaya energi terbarukan variabel yang terjangkau dan kompetitif.
Menurutnya, hal ini bisa menjadi pendekatan yang relevan untuk diterapkan sebagai program pengurangan pembangkit listrik diesel di wilayah tertentu yang tetap memanfaatkan bahan bakar minyak, seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), atau wilayah lain yang masih menggunakan gas seperti Batam.
Baca juga: Pemerintah target bangun pembangkit bioenergi 600 megawatt hingga 2030
Penerapan konsep transformasi dari energi fosil ke energi baru terbarukan tidak hanya meningkatkan bauran energi terbarukan tetapi juga diharapkan dapat mengurangi biaya pokok penyediaan listrik. Namun, penetrasi VRE yang besar seperti sistem di Hawaii yang mencapai 30 persen akan dihadapkan tantangan baru terhadap keandalan sistem.
"Kami harus mempelajari penyusunan regulasi terapan, standar, dan grid code agar tidak akan mengganggu keandalan sistem yang ada. Sistem Sulawesi telah mencapai 10 persen, namun masih perlu pelajaran dari Hawaii untuk meningkatkan lebih banyak VRE terutama dari aspek teknis dan sistem pendukung," ujar Senda.
Dalam kesempatan yang sama, Chief of Party USAID Energi Berkelanjutan untuk Indonesia Andre Larocque menyatakan siap mendukung program pemerintah Indonesia dalam transisi energi.
“Kami sangat berdedikasi untuk mendukung pemerintah Indonesia,” ucap Andre.
Webinar yang diselenggarakan selama tiga hari pada 2-4 Februari 2022 ini membantu memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Amerika Serikat dan akan menciptakan peluang untuk mengembangkan kemitraan baru di sektor energi.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022