Menurut dia, para penerima penggantian lahan, seperti warga Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, Jawa Timur memang harus bisa mengelola uang yang diterima dalam jumlah besar.
"Bimbingan Pertamina tersebut tepat. Apalagi, dalam pendampingan manajemen keuangan tersebut, Pertamina juga menggandeng perguruan tinggi yakni LPPM Universitas Airlangga," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Ke depan, lanjutnya, bisa saja pendampingan di tempat lain dilakukan dengan melibatkan UKM Desa dan Bumdes supaya lebih optimal.
"Karena ke depan, yang dibutuhkan, supaya warga bisa jadi entrepreuner dan sociopreneur. Caranya, bahwa uang penggantian lahan bisa untuk membuka awal bisnis dan modal usaha mereka," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Tak boleh lagi ada cerita UMKM sulit akses modal
Menurut Mudrajad, kemampuan mengelola keuangan tidak hanya meningkatkan kemakmuran warga. Lebih dari itu, juga bisa menggerakkan perekonomian secara berkelanjutan.
Sebelumnya Kepala Desa Beji, Kecamatan Jenu,Kabupaten Tuban, Arifin mengatakan setelah menerima uang penggantian lahan dari Pertamina warga desanya kini hidup makmur dan memiliki tempat tinggal yang semakin bagus dari sebelumnya.
Dia membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa warga “Kampung Miliarder” tersebut kembali jatuh miskin, sebaliknya kehidupan warga di desa Beji justru semakin meningkat kesejahteraannya.
Hal senada dinyatakan Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Gianto bahwa warga Desa Sumurgeneng Kecamatan Jenu yang mendapat penggantian tersebut bertambah makmur.
Pasalnya, setelah menerima uang, warga menggunakan untuk membeli tanah yang lebih luas di luar desa Sumurgeneng.
Baca juga: Pertamina tegaskan komitmen investasi produktif dan untungkan negara
Pewarta: Subagyo
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022