AsiaNet 45552

NORTH LAS VEGAS, Nev., 18 Juli 2011 (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) --

Kampanye Stop the War on the Poor Mendokumentasikan Kerusakan Ekonomi dan Mitologi Lingkungan Forest Stewardship Council

Demonstrasi publik Dewan Pekerja Kehutanan - Forest Stewardship Council bahwa ia adalah "standar terbaik dalam pengelolaan hutan bertanggung jawab" telah dirusak seiring dengan rilis mengejutkan hari ini oleh Kongres Persamaan Ras - Congress of Racial Equality (CORE) [http://www.congressofracialequality.org ], menyusul diungkapkannya penelitian baru yang menemukan kertas berlabel FSC berisi spesies tropis yang terancam punah dalam produk bersertifikasi yang aman bagi lingkungan. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa FSC juga terlibat dalam praktek sebagaimana yang ia tuduhkan dilakukan oleh perusahaan kertas Asia.

Analisis Stop the War on the Poor - FSC dan LSM: Mitologi Lingkungan http://www.congressofracialequality.org/Portal/CORE/CORE_Stop_the_War_on_the_Poor_07.2011.pdf, menyoroti bagaimana 'Big Green' mengancam perusahaan serta konsumen menjadi sumber produk kertas bersetifikat FSC, membelenggu negara-negara berkembang ke dalam jebakan kemiskinan dan meningkatkan biaya bagi konsumen di Amerika Serikat, terutama masyarakat minoritas Amerika yang kurang beruntung.

"Penelitian baru ini mengungkapkan bahwa produk kertas FSC jauh lebih membahayakan lingkungan daripada yang FSC inginkan membuat orang percaya. Dengan produk FSC yang berisi red lauan (shorea) - di antara spesies tropis yang paling terancam punah di dunia - FSC bukanlah praktisi pekerja lingkungan yang bertanggung jawab. 'Big Green', dalam mempromosikan FSC, telah menjual sekantong batu bara kepada warga Amerika. CORE menyerukan kepada Greenpeace, Forest Ethics dan Rainforest Action Network agar mendesak FSC untuk menyelidiki klaim-klaim tersebut terlepas dari perannya sebagai penyelamat hutan di dunia," kata Niger Innis, juru bicara Congress of Racial Equality dan penulis laporan baru ini.

"'Big Green' telah lama menekankan kepada pemerintah, perusahaan dan konsumen bahwa itu merupakan cara FSC. Berdasarkan logika mereka, jika Anda tidak beralih ke FSC, Anda mungkin akan mengalami kerugian pada diri anda sendiri. Jadi, logika ini adalah mitos, seperti halnya mitos bahwa FSC membantu kaum miskin di dunia.

"Sertifikasi FSC menunjukkan skenario yang tak menguntungkan negara-negara berkembang: gagal memenuhi biaya yang berlebihan dan kriteria ketat sertifikasi FSC serta dipaksa keluar dari perdagangan kayu global oleh sistem yang menguntungkan orang-orang kaya; atau, memperoleh sertifikasi FSC dan menjadi korban agenda Hijau yang membatasi pengembangan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan. Sekarang seperti apa pilihan itu?" simpul Innis.

Produk bersertifikasi FSC lebih mahal, merusak lingkungan dan tidak praktis bagi produksi di negara-negara berkembang. Analisa ini ini menunjukkan tiga mitos FSC:

- Mitos 1: FSC bersifat Gamblang - FSC menciptakan sistem sertifikasinya sendiri yang dipengaruhi oleh LSM tanpa memenuhi standar pengelolaan hutan nasional atau badan standar internasional. Oleh karena itu, FSC kurang dalam meluaskan pemisahan dan kemandirian pada sistem sertifikasi yang lebih terkemuka, seperti Sustainable Forest Initiative (SFI) atau Program for the Endorsement of Forestry Certification (PEFC).

- Mitos 2: FSC Melindungi Spesies yang Terancam Punah - Produk FSC berisi spesies hutan tropis seperti red lauan (shorea), spesies yang terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

- Mitos 3: FSC Membantu Kaum Miskin di Dunia - Label FSC meningkatkan biaya produk murah yang dijual di Wal-Mart bagi masyarakat minoritas Amerika yang kurang beruntung. Selain itu, sertifikasi FSC ditolak untuk barang hasil lahan yang dikonversi dari hutan setelah tahun 1994. Peraturan ini menolak kesempatan kaum miskin di negara berkembang memperoleh akses yang lebih luas ke pasar global.

Klik disini untuk mengunduh analisa CORE, Stop the War on the Poor - FSC dan LSM: Mitologi Lingkungan http://www.congressofracialequality.org/Portals/CORE/CORE_Stop_the_War_on_the_Poor_07.2011.pdf

CORE adalah singkatan dari Congress of Racial Equality [http://www.congressofracialequality.org ]. CORE, yang didirikan pada tahun 1942, merupakan kelompok hak-hak sipil tertua ketiga dan salah satu kelompok 'Big Four' di Amerika Serikat. Dari protesnya terhadap undang-undang Jim Crow pada tahun 40-an, melalui kedudukannya pada tahun 50-an, Freedom Rides pada tahun 60-an, seruan atas Penentuan Nasib pada tahun 70-an. Kesetaraan Peluang pada tahun 80-an, Perkembangan Masyarakat pada tahun 90-an, hingga permintaan untuk mendapat akses yang setara ke informasi, CORE telah berhasil dalam kesetaraan yang sebenarnya. Sebagai 'shock troops' dan pelopor pergerakan hak-hak sipil, CORE telah membuka jalan bagi bangsa untuk mengikutinya.

730 West Cheyenne Avenue, Suite 150, North Las Vegas, NV 89030 | Telepon: 702-663-4464 | Fax: 702-485-2379

http://www.congressofracialequality.org/

SUMBER Congress of Racial Equality

KONTAK: Niger Innis, Juru Bicara Nasional, +1-702-633-4464

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011