"Harga minyak memang belum ada penurunan untuk di pasar tradisional," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Maharani Dewi di Cirebon, Rabu.
Menurut dia, sampai saat ini para pedagang di pasar tradisional masih menjual minyak goreng di atas Rp14.00 per liter, hal ini dikarenakan dari distributor harga juga belum kunjung turun.
Sehingga para pedagang belum bisa menyesuaikan harga yang ditentukan oleh pemerintah yaitu Rp14.000 per liter.
Ia melanjutkan akan terus memonitor pergerakan harga minyak goreng di pasar tradisional, agar bisa menyesuaikan minyak goreng satu harga.
"Kami hanya bisa mengimbau saja, karena kalau menerapkan sanksi kasihan para pedagang, sebab mereka juga membeli dengan harga tinggi," tuturnya.
Sementara untuk di pasar modern, semua sudah menerapkan minyak goreng satu harga yaitu Rp14.000 per liter sejak hari pertama diumumkan.
Namun tidak semua pasar modern mempunyai stok yang cukup, sehingga seringkali minyak goreng tidak ada, dan ini juga masih terus dilakukan pemantauan.
"Memang beberapa pasar modern kehabisan stok minyak goreng, jadi kami terus melakukan koordinasi, agar bisa mencukupi kebutuhan masyarakat," katanya.
Sementara pedagang di pasar tradisional Perumnas Kota Cirebon Yanto mengaku masih menjual minyak goreng dengan harga di atas Rp14.000 per liter, dikarenakan dari distributor juga masih mahal.
"Yang satu liter saya jual Rp20 ribu, saya tidak bisa menurunkan harga, karena modalnya juga melebihi Rp14.000, kalau di jual Rp14.000 per liter kita akan rugi," katanya.***1***
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022