Yangon (ANTARA News) - Tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menghadiri upacara peringatan bagi ayahnya, pahlawan kemerdekaan Myanmar Jendral Aung San, untuk pertama kali dalam sembilan tahun, Selasa dalam penjagaan keamanan yang ketat.

Wanita berusia 66 tahun itu, yang dibebaskan dari tahanan rumah setelah pemilu November lalu, meletakkan karangan bunga mawar warna berwarna kuning dan merah dalam upacara Hari Pahlawan di kota Yangon.

Personil polisi dalam jumlah besar dikerahkan untuk mengamankan acara peringatan itu yang menandakan pembunuhan ayahnya dan beberapa pemimpin kemerdekaan lainnya pada 19 Juli 1947.

Suu Kyi menghadiri upacara yang dipimpin wali kota Yangon dan dihadiri para pejabat pemerintah dan tentara-- untuk pertama kali sejak tahun 2002, saat sebelum ia dikenakan tahanan rumah yang ketat dimulai.

Dengan mengenakan busana tradisional longyi berwana hitam , peraih hadih Nobel Perdamaian itu tampaknya sebentar berada di Makam Pahlawan d kota utama Myanmar itu.

Dia diperkirakan akan kembali kemudiaan bersama dengan para pendukung dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD),dan pada Selasa siang sekitar 400 aktivis telah berkumpul di luar markas besar partai itu.

Juru bicara NLD Nyan Win mengatakan Suu Kyi menurut rencana akan memimpin suatu rombongan ke lokasi makam itu pada sore hari waktu setempat (12:30 WIB).

"Kami hanya pergi untuk memperingati hari hari bersejarah itu, yang merupakan satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan," katanya.

Undangan untuk Suu Kyi untuk upacara itu datang segera setelah dia menguji pembatasan kebebasannya dengan melakukan kunjungan pertamanya di luar Yangon.

Dalam kunjungan empat hari ke kota tua Bagan awa bulan ini, dia tidak melakukan kegiatan-kegiatan politk yang mungkin dapat membuat pemerintah yang dikuasai militer itu benci.

NLD, yang menang dalam pemilu tahun 1990 dua dasa warsa lalu yang tidak perah diakui junta, dilarang oleh para penguasa militer tahun lalu karena memboikot pemilu November lalu, dengan mengatakan peraturan-peraturan pemilu itu tidak adil.

Suu Kyi menghabiskan sebagian besar dari 20 tahun ditahan berada dalam tahanan rumah dan sejumlah pengamat yakin pemerintah baru itu tidak merasa cemas untuk membatasi kebebasannya lagi karena dia bukan sebagai ancaman.

Jendral Aung San dicintai rakyat karena memenangkan kemerdekaan dari Inggris, tetapi ia tewas setahun sebelum melepaskan dir dari kekuasaan penjajah. Negara itu segera jatuh ketangan junta militer hampir setengah abad mulai tahun 1962.
(*)
 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011