"Jika ini terus dibiarkan, persoalan pencemaran Sungai Siak ini tidak akan ada habisnya dan yang akan dirugikan tentulah masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai ini," ujar menteri.

Meredan, Siak, Riau (ANTARA News) - Menteri Negara Lingkungan Hidup (Meneg LH) Rahmat Witoelar mengatakan, selama ini Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak menjadi tempat pembuangan limbah 44 industri. "Data tahun 2004 menyebutkan ada 44 industri membuang limbahnya di DAS Siak," ujarnya di Desa Meredan, Kecamatan Tualang Perawang, Kabupaten Siak, Riau, Kamis, saat menggelar penghijauan DAS Siak. Acara tersebut juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menristek/Kepala BPPT Dr Kusmayanto Kadiman, anggota DPR RI dari partai Demokrat Anggelina Sondak, Duta PBB Bidang Lingkungan Erna Witoelar, putri Indonesia 2005 Valerina Daniel, Wakil Gubernur Riau Wan Abu Bakar, Ulli Syigar Rusadi, Bupati Siak H Arwin AS, Bupati Bengkalis Samsurizal, Bupati Kampar H Jefri Noer dan walikota Pekanbaru H Herman Abdullah. Menteri menambahkan, DAS Siak tidak hanya menampung limbah yang dibuang oleh industri di sepanjang sungai tersebut, tetapi juga menampung limbah dari kapal yang melayarinya. "Jika ini terus dibiarkan, persoalan pencemaran Sungai Siak ini tidak akan ada habisnya dan yang akan dirugikan tentulah masyarakat yang bermukim di sepanjang sungai ini," ujarnya. Menurut Rahmat, persoalan yang dihadapi DAS Siak tidak hanya persoalan limbah industri dan limbah kapal, namun juga erosi tebing dan pendangkalan (sedimen) sungai. Erosi tebing terjadi karena tidak adanya hutan penyangga yang berada di pinggir tebing, sehingga ketika gelombang kapal datang dengan sendirinya gelombang itu akan mengikis tebing. "Kita tahu selama ini Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia. Jika sedimentasi terus terjadi dikhawatirkan sungai ini tidak lagi menjadi sungai, akan tetapi menjadi parit," ujarnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006