Jakarta (ANTARA News) - Menjelang bulan suci Ramadhan harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, saat ini mengalami kenaikan harga seperti minggu sebelumnya.
Menurut Kepala Seksi Perdagangan dan Data Pangan PIBC, Suminta, di Jakarta, Selasa mengatakan naiknya harga beras ini disebabkan akan datangnya bulan Ramadhan ditambah masa panen petani sudah mulai habis.
Tidak hanya itu, tambah dia, di daerah juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku beras, seperti di Kerawang, namun hal tersebut bisa diatasi dengan pengambilan gabah dari Lampung kemudian dibawa ke Kerawang untuk digiling selanjutnya didistribusikan ke berbagai daerah termasuk Jakarta.
"Kemudian mengenai harga beras dari minggu lalu, naik secara bertahap dari Rp. 100,-/kg sampai Rp. 200,-/kg," katanya.
Dia menjelaskan, harga beras menurut data PIBC pada tanggal 19 Juli 2011 masih tinggi, beras merek Muncul I Rp 7.750,-/ kg, Muncul II Rp 7.200,-/kg, Muncul III Rp 6.700,-/ kg, IR-64 I Rp 7.500,-/kg, IR- 64 II Rp 7.000,-/ kg, IR-64 III Rp. 6.400,-/kg dan IR-42 Rp 7.200,-/kg.
"Untuk beras yang harganya masih stabil tidak ada karena hal tersebut sangat sulit pada umumnya, ditambah dari daerah distribusi juga mengalami kenaikan," tambah Suminta.
Sementara itu, pasokan beras menurut data PIBC saat ini rata-rata mencapai 2.862 ton perhari. Pemasukan beras ke PIBC didominasi dari daerah Karawang yang rata-rata memasuk 783 ton perhari, Cirebon 951 ton perhari, Bandung 379 ton perhari, dan Jawa Tengah 335 ton perhari.
Pengeluaran beras yang terbesar dari PIBC, didominasi daerah DKI Jakarta rata-rata 1.381 ton perhari, antar-pulau 810 ton perhari, Tangerang 166 ton perhari, Bogor 50 ton perhari, Bekasi 89 ton perhari dan Jatim 58 ton perhari.
Merek beras yang laris dibeli masyarakat, lanjut Suminta di PIBC, yaitu merk IR-64 I , II, dan III, karena kualitas berasnya baik dan juga mudahnya menanam padi di berbagai daerah- daerah penghasil beras.
Hal yang sama juga dikemukakan, Atim, pedagang beras di PIBC, mengatakan bahwa harga beras saat masih tinggi sama dengan minggu lalu, karena menjelang bulan puasa dan masa panen di daerah sudah habis. Dia berharap agar mendapat keuntungan yang lebih baik dari hari biasanya, menjelang bulan Ramadhan ini.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011