Isolasi mandiri, meski dibolehkan oleh regulasi, tapi berpotensi mendistribusikan virus dengan cepat ke sanak famili yang lain

Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, melarang warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 menjalani isolasi mandiri di kediaman masing-masing demi memutus potensi penyebaran virus corona.

"Isolasi mandiri, meski dibolehkan oleh regulasi, tapi berpotensi mendistribusikan virus dengan cepat ke sanak famili yang lain," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Rabu.

Apalagi, varian yang kini tengah berkembang di masyarakat adalah Omicron yang memiliki tingkat penyebaran relatif lebih cepat.

Baca juga: Setengah kasus COVID-19 di Batam probable Omicron

Berdasarkan catatan Pemkot Batam, lebih dari 50 persen warga terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah setempat adalah varian Omicron.

"Karena tren sekarang Omicron yang tingkat penyebarannya sangat cepat maka kami perlu menghindari itu dengan cara memutus mata rantai sebaran," kata Wakil Wali Kota.

Ia menyampaikan kebijakan itu diambil berdasarkan pengalaman pada Juni-Juli 2021, saat puncak penularan COVID-19 di Batam. Pada saat itu, banyak warga yang memilih menjalani isolasi mandiri.

Baca juga: SMAN di Batam direkomendasikan ditutup karena guru probable Omicron

Ketika pemerintah membuat kebijakan isolasi terpadu di Asrama Haji maka angka penularan relatif berkurang pada Agustus 2021.

"Dulu pada Juni-Juli 2021 ada ledakan penularan, antara lain disebabkan dengan isolasi mandiri. Grafik kurva terparah dalam sejarah COVID-19 di Batam ada di bulan Juni dan Juli 2021. Yang ingin saya katakan, kebijakan ini kami ambil, karena melihat tren Juni-Juli yang lalu, yang angka ledakannya besar saat itu," kata dia.

Menurut Amsakar, isolasi mandiri tidak menjamin kontak warga terpapar virus dengan anggota keluarga lain terputus. Apalagi ibu dengan anak, suami dengan istri dan anggota keluarga yang lain.

Baca juga: Seorang WN Singapura terdeteksi Omicron di Batam

Sedangkan dengan isolasi terpadu, warga terpapar harus menjalani isolasi terpisah dari keluarga dan kerabatnya yang negatif COVID-19.

Saat ini, seluruh warga yang positif COVID-19 menjalani isolasi di rumah sakit, termasuk RSKI Pulau Galang.

Ia mengatakan saat ini, jumlah pekerja migran Indonesia yang dirawat di RSKI Pulau Galang relatif sedikit, sehingga ruangannya bisa dimanfaatkan untuk warga Kota Batam.

Baca juga: Dalam dua bulan Batam tanpa kasus kematian COVID-19

"Mengapa kami belum mengoptimalkan RSKI, karena saat itu banyak sekali pasiennya. Sekarang, di sana insya Allah. Gambarannya, dari 400-an kamar hanya terisi beberapa saja, masih banyak yang dapat dimanfaatkan," kata dia.

Perawatan di RSKI Pulau Galang juga dipilih agar warga lekas pulih.

Namun, apabila jumlah warga terpapar virus corona terus bertambah, Pemkot Batam menyiagakan Asrama Haji sebagai lokasi isolasi terpadu.

"Kami tidak berharap seperti itu. Mudah-mudahan setelah dibawa ke RSKI, angka penularan kembali stabil," kata Amasakar Achmad.

Baca juga: Menkes sarankan orang tanpa gejala dan gejala ringan isolasi mandiri

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022