Paris (ANTARA News) - Emas melonjak ke rekor tertinggi pada Senin karena investor mencari tempat investasi aman tradisional, meninggalkan pasar saham dan obligasi dengan kerugian karena kekhawatiran gabungan krisis utang zona euro dan Amerika Serikat bisa memicu resesi lain.
Emas melampaui 1.600 dolar AS per troy ons untuk pertama kalinya karena pasar bingung memandang ke depan untuk berhasil atau gagal sama sekali pertemuan puncak zona euro pada Kamis dengan harapan bahwa waktu ini para pemimpin mungkin akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk menghentikan pembusukan.
Sementara itu negosiasi berlanjut di Washington dengan hanya dua minggu untuk menghindari sebuah bencana default (gagal bayar) utang, dimana menteri keuangan AS Timothy Geithner menunjukkan kemajuan - tetapi juga memperingatkan konsekuensi dari kegagalan.
Sebuah default utang AS "akan membawa ekonomi dunia ... karena peran kritis kami bermain di ekonomi global, ke tepi resesi lagi. Dan lagi, itu bukan pilihan yang kami dapat mempertimbangkan," kata Geithner.
Di London, indeks acuan FTSE 100 dari saham-saham utama kehilangan 1,55 persen menjadi 5.752,81 poin. Di Frankfurt, indeks DAX turun 1,55 persen menjadi 7.107,92 poin sementara di Paris indeks CAC 40 kehilangan 2,04 persen menjadi 3.650,71 poin, titik terendah tahun ini.
Di Italia -- terlihat dengan Spanyol sebagai paling berisiko berikutnya setelah bailout (dana talangan) Yunani, Irlandia dan Portugal -- pasar saham merosot lebih dari tiga persen dan bursa Eropa lainnya juga terpukul. Madrid turun 1,44 persen.
Bank-bank menderita karena investor cemas atas eksposur mereka terhadap negara-negara zona euro yang dilanda utang dan khawatir bahwa krisis ini melemahkan ekonomi.
Hasil "stress test" (uji ketahanan) Otoritas Perbankan Eropa (EBA) pada Jumat, menunjukkan hanya delapan dari 90 pemberi pinjaman yang gagal, sedikit meyakinkan sejak kajian tidak termasuk utang negara yang kemungkinan default - isu paling penting bagi banyak pejabat mencoba menyepakati penyelamatan lain Yunani.
Kathleen Brooks di Forex.com mengatakan pasar ingin "Eropa menyanyi dengan satu suara, membuat keputusan dengan cepat untuk menyelesaikan masalah Yunani (dan) pasar menunjukkan ada seseorang dalam mengendalikan situasi.
"Sekarang, tidak ada cabang-cabang kekuatan dalam Uni Eropa berkerja begitu investor menjual aset berbasis euro," kata Brooks.
Di pasar valas, euro jatuh tajam ke 1,4041 dolar dari 1,4156 dolar akhir Jumat di New York, sementara dolar menguat menjadi 79,16 yen dari 79,12 yen.
Emas ditutup pada 1.599 dolar AS, naik dari 1.587 dolar AS pada akhir Jumat tapi mundur dari rekor tertinggi 1.607,46 dolar AS.
"Uang terus bergerak keluar dari ekuitas dan masuk ke dalam emas karena kekhawatiran utang zona euro yang sedang berlangsung terus mengumpulkan momentum," kata pedagang ETX Capital Manoj Ladwa.
"Sementara perdagangan logam mulia naik ke tertinggi sepanjang waktu, saham Eropa diperdagangkan turun tajam karena biaya pinjaman untuk utang melonjak."
"Investor sekarang menambahkan kekhawatiran nyata dari sebuah default AS sejalan bersama dengan kekhawatiran mereka atas utang negara Eropa," kata analis Spread Co, Ian O`Sullivan.
Di New York, blue-chip Dow Jones Industrial Average merosot 1,37 persen pada sekitar 16.15 GMT sementara teknologi komposit Nasdaq jatuh 1,55 persen.
Dealer mengatakan satu-satunya harapan sekarang adalah hasil perusahaan yang kuat, tetapi sekalipun datanya cerah tidak akan cukup tanpa beberapa kemajuan dalam kebuntuan utang pada kedua sisi Atlantik.
"Pertanyaannya sekarang adalah, dapatkah pendapatan yang lebih baik dari perkiraan menggantikan kekhawatiran makro sebagai pendorong pasar utama?," kata Patrick O` Hare, analis Briefing.com.
"Mungkin tidak tetapi apa yang akan mereka lakukan adalah meletakkan dasar yang kuat untuk sebuah kesepakatan tasa batas hutang dapat dicapai dan pemimpin Uni Eropa dapat menenangkan peserta dengan rencana yang dapat menahan kekhawatiran penularan utang di zona euro."
Dalam perdagangan Asia pada Senin, pasar lebih lemah tapi perdagangan sepi dengan Tokyo ditutup untuk libur publik. Hong Kong jatuh 0,32 persen, Shanghai kehilangan 0,12 persen dan Sydney berakhir datar.
(A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011