Terkait dengan industri berbasis agro, dapat kami sampaikan bahwa industri kelapa sawit menunjukkan progres hilirasi yang sangat baik

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah industri melalui hilirisasi di sektor industri berbasis agro, berbasis bahan tambang dan mineral serta berbasis migas dan batu bara pada 2022.

"Terkait dengan industri berbasis agro, dapat kami sampaikan bahwa industri kelapa sawit menunjukkan progres hilirasi yang sangat baik," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI yang disiarkan di Jakarta, Rabu.

Menperin memaparkan, pada 2021, rasio Volume Ekspor Bahan Baku terhadap Produk Hilir adalah sebesar 9,27 persen bahan baku dibanding 90,73 persen produk hilir. Sedangkan untuk ragam jenis pada 2021 terdapat 168 jenis produk hilir kelapa sawit.

Hilirisasi kelapa sawit disebut menjadi penting karena minyak sawit yang diolah menjadi margarin, menghasilkan nilai tambah dua kali lipat, menjadi sabun mandi menghasilkan nilai tambah tiga kali lipat, jika dapat dijadikan kosmetik nilai tambahnya mencapai enam kali lipat.

Terkait dengan program B30, program ini telah berhasil menghemat devisa sebesar 4,54 miliar dolar AS, mengurangi emisi hingga 24,4 juta ton CO2, serta penyerapan tenaga kerja on farm sebanyak 1,15 juta orang dan tenaga kerja off farm sebanyak 8.600 orang.

Terkait dengan pengembangan industri berbasis migas dan batu bara, lanjut Agus, saat ini sedang berjalan investasi pembangunan pabrik petrokimia pengolahan naphta oleh PT Chandra Asri dan PT Lotte Chemicals yang mengolah naphta dengan total 6,8 juta ton per tahun untuk diproduksi antara lain menjadi etilena, propilena, butadiena, benzena, dan lainnya.

"Termasuk juga proyek petrokimia oleh PT Pertamina di Balongan dan Tuban. Dengan semua investasi tersebut diharapkan Indonesia akan menjadi negara Petrokimia Nomor satu di ASEAN," ujar Agus.

Kemudian, terkait dengan pengembangan industri berbasis tambang dan mineral. Sekarang ini telah tumbuh pesat industri smelter nikel yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) feronikel, nikel hidrat dan stainless steel.

Hingga saat ini, terdapat 27 smelter (pyrometallurgy dan hydrometallurgy nikel) yang sudah beroperasi, 32 tahap konstruksi, dan enam tahap feasibility studies (FS).

"Ke depannya, smelter nikel tidak hanya melakukan ekspor dalam bentuk NPI maupun bahan baku baterai, tetapi dalam bentuk produk lebih hilir seperti produk hilir berbahan baku stainless steel dan baterai listrik," kata Menperin.

Menurut Agus, hilirisasi berbasis nikel akan terjadi peningkatan nilai tambah dari bijih nikel menjadi produk smelter seperti NPI dan Feronikel (FeNi) untuk pyrometalurgy dan Mix Sulphide Precipate (MSP) atau Mix Hydroxide Precipate (MHP) untuk hydrometallurgy sebesar 14 kali lipat.

Sedangkan untuk produk stainless steel hulu seperti slab dan billet, nikel dan kobalt sulfat serta nikel mate terjadi 19 kali lipat peningkatan nilai tambah apabila dibandingkan dengan bijih nikelnya.

Demikian seterusnya sehingga untuk produk-produk dihilir atau produk jadi seperti peralatan kesehatan, peralatan dapur, peralatan makan, kedirgantaraan dan kendaraan listrik, peningkatan nilai tambah dari bijih nikel bisa mencapai 340-400 kali lipat.

Untuk hilirisasi mineral logam berbasis bauksit, dari 4 ton bijih bauksit diperoleh 2 ton alumina yang akan menjadi 1 ton ingot aluminium.

Jika dikonversi secara nilai, peningkatan nilai tambah yang akan diperoleh dari bijih bauksit menjadi alumina sebesar 3,5 kali lipat dan dari alumina menjadi ingot aluminium sebesar 3,5 kali lipat.

Jadi dari bijih bauksit menjadi ingot aluminium secara total akan didapatkan peningkatan nilai tambah sebesar 12,25 kali lipat.

"Nilai tambah ini akan terus meningkat ketika ingot aluminium tersebut diolah menjadi produk manufaktur siap pakai atau produk jadi seperti aluminium wire konduktor listrik, aluminium profile konstruksi rumah dan aluminium foil kemasan makanan diperkirakan bisa meningkat 2-3 kali lipat dari ingot aluminium," ujar Agus.

Baca juga: Kemenperin pacu industri smelter, dukung setop ekspor minerba mentah

Baca juga: Presiden: Hilirisasi industri membuat semua rakyat bisa bekerja

Baca juga: Menperin sebut hilirisasi industri jaga kekuatan ekonomi nasional

Baca juga: Potensi Rp750 triliun, Kemenperin fokus hilirisasi industri sawit

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022