Tapi, World Trade Organization (WTO) menilai, dengan tekanan diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan mendatang atas utang tinggi negara-negara donor utama seperti Amerika Serikat, negara-negara berkembang mungkin harus mengambil peran lebih besar dalam bantuan pendanaan untuk perdagangan.
"Pada tahap ini, dampak krisis dan tekanan pada anggaran donor utama, Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, belum merusak bantuan untuk perdagangan," kata Deputi Direktur Jenderal WTO, Valentine Rugwabiza.
Ia menimpali, "Kami memiliki indikasi hanya dari angka tahun 2010, tidak ada angka-angka telah menurun, tapi ada semacam dataran tinggi."
Namun demikian, ia menilai, ada jelas akan terjadi peningkatan tekanan pada bantuan untuk pendanaan perdagangan di tahun mendatang karena donor utama sendiri diri bergumul dengan defisit anggaran yang besar dan pengangguran yang tinggi.
Oleh karena itu, dia menyerukan ke negara-negara berkembang untuk mengisi kesenjangan.
"Kami sudah melihat peningkatan peran kerjasama selatan-selatan dalam bantuan untuk perdagangan, belum pada potensi itu bisa tercapai. Kami berpikir bahwa itu juga kesempatan lain," katanya menjelang Konferensi Tinjauan Bantuan untuk Perdagangan WTO pekan ini.
Pimpinan organisasi internasional, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, Presiden Bank Dunia (World Bank), Robert Zoellick, dan Sekretaris Jenderal Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (The Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD), Angel Gurria, diharapkan untuk menghadiri pembukaan konferensi dua hari pada Senin.
Bantuan untuk proses perdagangan diluncurkan pada konferensi menteri WTO pada Desember 2005 bertujuan untuk membantu negara-negara berkembang membangun infrastruktur untuk mengambil sepenuhnya
penuh keuntungan dari keberhasilan kesepakatan liberalisasi perdagangan dunia.
Bantuan untuk perdagangan meliputi hibah dan pinjaman antara lain untuk membangun jalan, pelabuhan dan telekomunikasi, serta bantuan teknis dalam membantu negara mengembangkan strategi perdagangan atau bernegosiasi lebih efektif.
Pada 2009, komitmen bantuan perdagangan mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS), naik hanya dua persen dari 2008, melambat secara signifikan dari lompatan 28 persen pada 2008 terhadap 2007.
Namun, Afrika juga melampaui Asia untuk pertama kalinya pada 2009 menjadi wilayah penerima bantuan terbesar untuk pendanaan perdagangan.
Hal itu, menurut dia, karena pihak donor lebih fokus pada negara-negara berpenghasilan rendah, yang telah menjadi lebih baik pada potensi pemasaran mereka dan karena itu menarik lebih banyak bantuan.
Selain itu, pemain baru, seperti China, memberikan kontribusi signifikan terhadap bantuan untuk perdagangan di Afrika.
Pada Jumat, China mengatakan akan memberikan 400.000 dolar AS (283.000 euro) untuk membantu negara-negara termiskin di dunia bergabung dengan WTO atau berpartisipasi dalam kegiatan badan perdagangan itu.
(Uu.A026/M012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011