Inggris sedang mencari untuk membangun hubungan perdagangan baru di seluruh dunia setelah meninggalkan Uni Eropa.
Inggris menargetkan negara-negara dengan ekonomi yang tumbuh cepat dengan kelas menengah yang kaya dan bertaruh akan ada permintaan untuk barang ekspor premium dan layanan profesionalnya.
"Tidak seperti di masa lalu, kami sekarang dapat bekerja dengan teman dan sekutu seperti Israel untuk mencapai kesepakatan yang benar-benar disesuaikan dengan kekuatan kami di bidang-bidang seperti perdagangan digital, layanan, dan ilmu kehidupan," kata Trevelyan.
Ketika meninggalkan Uni Eropa, Inggris menandatangani kesepakatan untuk mempertahankan pengaturan perdagangan yang ada.
Namun, Inggris sekarang meninjau kembali kesepakatan itu untuk mencari persyaratan yang lebih baik, termasuk kesepakatan dengan Israel.
Departemen Perdagangan Internasional Inggris juga akan mengambil langkah pertama untuk meluncurkan pembicaraan perdagangan formal: suatu konsultasi selama delapan pekan untuk menggali berbagai pandangan dari kalangan publik dan bisnis tentang prioritas Inggris untuk kesepakatan apa pun.
Trevelyan dijadwalkan untuk bertemu Barbivai dan sejumlah investor Israel selama kunjungan tiga hari ke Yerusalem, Tel Aviv dan daerah lainnya.
Pada 2020, ekspor Inggris senilai 2,7 miliar poundsterling (sekitar Rp52,34 triliun) masuk ke Israel, dengan nilai perdagangan kedua negara secara keseluruhan mencapai 4,8 miliar poundsterling (sekitar Rp93,06 triliun).
Sumber: Reuters
Baca juga: Insiden anti Semit, PM Johnson janji dukung komunitas Yahudi Inggris
Baca juga: Inggris, Israel akan hadang Iran membuat senjata nuklir
Baca juga: Inggris desak Israel hentikan permukiman di Tepi Barat
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022