Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Sutiyoso hingga Kamis siang, mengaku belum menerima laporan mengenai ledakan di gedung Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), yang berlokasi di Jl Percetakan Negara, Jakarta Pusat. "Saya belum tahu karena belum mendapatkan laporan. Nanti setelah ini saya akan tanya kepada pihak terkait," katanya di Balai Kota, Jakarta, Kamis. Sutiyoso menolak anggapan yang menyebutkan bahwa ledakan itu terjadi akibat ketidaksiapan antara jajaran Pemda DKI dan aparat keamanan dalam mengantispasi gangguan terorisme. Sedikitnya 17 orang mengalami luka-luka akibat ledakan yang terjadi pada Kamis pagi, dan para korban mendapatkan perawatan di RS St Carolus, RS Thamrin dan RS Rawa Sari. Ledakan yang terjadi di lantai 3 gedung Pengujian Obat dan Makanan Nasional itu cukup keras sehingga menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada bangunan tersebut. Serpihan dari bangunan yang rusak akibat ledakan jatuh menimpa bangunan Politeknik Kesehatan yang lokasinya berdekatan, sementara pada saat itu terdapat sejumlah mahasiswa yang sedang sedang menempuh ujian akhir. Ledakan itu juga merontokkan kaca bangunan di lantai 2 dan ruang yang biasa dipakai sebagai tempat kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat. Korban yang umumnya menderita luka ringan di antaranya bernama Suryanti, Mega, Putu, Noviana, Wulan, Ira, Binsar, Wahyu Eko, Rafika, Tasdik, Tri Puji Lestari, Eka Mulyanti, Tris dan Tri Puji Rahayu. Diperkirakan nama korban masih bertambah karena pendataan masih terus dilaksanakan oleh Politeknik Kesehatan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006