"Erupsi Gunung Lokon pertama memunculkan asap kelabu tebal dengan ketinggian 200 meter dan erupsi kedua 600 meter dari bibir kawah Tompaluan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Sutopo menjelaskan, hingga kini asap letusan tertiup angin ke arah Barat Laut.
Dia juga menambahkan, tim dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, POLRI dan pemerintah daerah setempat terus melakukan upaya tanggap darurat di lokasi.
Menurut Sutopo, kondisi Gunung Lokon pada saat ini belum stabil dan aktivitasnya masing sangat tinggi.
"Hal tersebut mengakibatkan status Gunung Lokon yang berada pada level awas atau level tertinggi belum bisa diturunkan dalam waktu dekat," katanya.
BNPB dan sejumlah instansi terkait juga belum dapat memastikan hingga kapan status awas akan berakhir dan kapan peningkatan aktivitas di Gunung Lokon dapat berkurang.
Jumlah pengungsi hingga saat ini sekitar 4.146 jiwa yang tersebar di sejumlah titik pengungsian.
"Kami terus berupaya agar para pengungsi selalu dalam keadaan kondusif dan penyaluran logistik terus berjalan lancar," katanya.
Dia juga mengatakan, BNPB telah mengirimkan bantuan diantaranya tenda pengungsian, dapur umum, mobil pelayanan kesehatan, selimut, kasur makanan siap saji dan lain sebagainya.
Sementara itu, Gunung Lokon telah ditetapkan menjadi status Awas sejak Minggu (10/7).
BNPB juga meminta masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lokon untuk mewaspadai peningkatan aktivitas di gunung api setinggi 1580 mdpl (meter di atas permukaan laut) tersebut.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011