Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan, sistem keuangan Islam harus tetap memelihara dua faktor keunggulan utama yaitu keterkaitan antara sistem keuangan dan sektor riil serta pemisahan antara imbalan dan resiko.
"Ada dua hal yang ingin saya garis bawahi. Produk keuangan syariah, di samping keunggulan lainnya, memiliki dua keunggulan yang harus tetap dipelihara, meskipun ada tren konvergensi antara keuangan syariah dan konvensional," kata Wapres dalam sambutan Acara Joint High Level Conference On Islamic Finance di Jakarta, Senin.
Wapres mengatakan kedua hal tersebut penting untuk ketahanan sistem keuangan. Menurut Wapres, krisis keuangan pada 2008-2009 yang mengguncang perekonomian dunia akibat sudah tidak digunakannya dua prinsip tersebut.
"Kedua hal inilah yang menjadi sumber malapetaka terjadinya krisis ekonomi pada tahun 2008-2009, dan ternyata kedua hal ini telah diberikan rambu-rambunya dalam keuangan syariah," katanya.
Wapres menambahkan, saat ini sistim keuangan Islam telah menjadi bagian integral dari sistim keuangan global. Industri keuangan Islam telah tumbuh sangat cepat, lebih dari 20 persen per tahun sejak 2000. Apabila trend ini berlanjut, diperkirakan pada tahun 2012 aset keuangan Islam akan mencapai 1.600 miliar dolar AS.
Wapres mengatakan, laporan IDB-IFSB, April 2010, secara global, mencatat sekitar lima ratus Lembaga Keuangan Islam yang menunjukkan peningkatan aset yang pesat, dari 639 miliar dolar AS pada 2008 menjadi 822 miliar dolar AS pada 2009, atau pertumbuhan sebesar hampir 29 persen.
Pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan seribu bank konvensional paling top di dunia yang hanya mencapai pertumbuhan aset tahunan hanya 6-7 persen pada periode yang sama.
Sementera, di dalam negeri, menurut Wapres juga berkembang pesat. Selama 6 tahun terakhir, aset perbankan syariah tumbuh sebesar sekitar 37 persen per tahun. Jumlah rekening bank syariah meningkat pesat dari 0,3 juta rekening pada tahun 2001 menjadi 8,5 juta rekening pada semester pertama 2011.
Wapres mengatakan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi pertumbuhan keuangan Islam yang sangat besar.
"Tinggal bagaimana kita memanfaatkan potensi itu sebaik-baiknya. Disini, saya melihat pembiayaan UKM merupakan lahan sangat subur bagi perkembangan keuangan syariah," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011