Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah Senin pagi terhadap dolar AS di pasar spot antarbank di Jakarta turun 29 poin menjadi Rp8.553 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.524.

Analis pasar uang Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Senin, mengatakan investor mulai memperhatikan perkembangan pagu utang di AS dan cenderung membuat dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah.

Disaat yang sama, lanjut dia, hasil "stress-test" perbankan di Eropa kurang menggembirakan yang akan menekan euro sehingga menambah sentimen positif pada dolar AS.

"Faktor demikian cenderung akan membuat rupiah melemah terhadap dolar AS," kata dia.

Ia mengatakan, sejauh ini investor masih cukup netral terhadap perkembangan pembicaraan mengenai utang ini karena meyakini tidak mungkin pemerintah AS dibiarkan mengalami gagal bayar.

Sementara, papar dia, hasil "stress-test" terhadap 24 bank yang tergabung dalam zona euro kurang begitu menggembirakan. Stress-test tersebut dilakukan untuk mengukur daya tahan bank jika terjadi kejadian luar biasa terutama kemampuannya dalam meningkatkan permodalan.

"Saat ini Uni Eropa mewaspadai perkembangan perbankan di Italia dan Spanyol mengingat tekanan pasar terhadap obligasi kedua negara terus menguat," kata dia.

Analis PT Indosurya Asset Management Reza Priambada menambahkan, kondisi pasar global yang cenderung masih bergejolak memicu investor mengambil langkah mengamankan nilai asetnya dalam bentuk dolar AS.

"Gejolak pasar tidak menentu memicu investor mengamankan nilainya dalam bentuk dolar AS yang dianggap mata uang kuat dan aman, dengan begitu mata uang dolar AS akan bergerak kuat" kata dia.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011