Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Tiga orang tewas dan 16 lagi luka setelah gerilyawan meledakkan satu truk tangki Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan menembaki satu lain di wilayah bergolak Pakistan barat laut, kata polisi dan pejabat.
Peristiwa pertama terjadi di pasar pinggiran Peshawar, dekat dengan wilayah suku Khyber, ketika bom terkendali jauh meledak pada Sabtu malam, memicu kebakaran hebat dan menghancurkan hingga 100 toko, kata polisi.
"Peledak terkendali jauh itu ditaruh di bawah truk tangki tersebut sebelum masuk wilayah suku itu. Api melalap lima pasar," kata Mohammad Ijaz Khan, polisi kawakan, kepada kantor berita Prancis AFP.
Khan menyatakan kebakaran itu menghancurkan hingga 100 toko sebelum dinas kebakaran menguasainya.
"Dua orang tewas dan 15 lagi luka. Pejuang terlibat dalam serangan itu," tambahnya.
Dalam serangan kedua, sekitar 10 kilometer dari tempat pertama itu, pejuang pada Sabtu malam menembak truk tangki lain di kota Jamrud di kabupaten suku Khyber, menewaskan sopir dan melukai penolongnya," kata pejabat setempat Arshad Khan kepada AFP.
Pejabat sandi di Peshawar menyatakan kedua truk tangki itu membawa bahan bakar bagi pasukan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan.
Tidak ada kelompok mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi pejabat menuding Taliban pelakunya.
Sebagian besar perbekalan dan peralatan kebutuhan pasukan asing pimpinan NATO di Afghanistan diangkut melalui Pakistan.
Pejuang Taliban dan terkait Alqaida sering melancarkan serangan di seluruh Pakistan baratlaut dan wilayah suku tanpa hukum di perbatasan Afghanistan.
Lebih dari 310 tentara asing tewas pada 2011, kata AFP berdasarkan atas angka laman mandiri icasualties.org, yang melacak kematian NATO di Afghanistan and Irak.
Sekitar 130.000 tentara ISAF berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pejuang pimpinan Taliban dan sekutunya, termasuk dari negara lain.
Sejumlah 2.593 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban, yang menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang dituduh melancarkan serangan di negara adidaya tersebut.
Korban terbanyak ialah tentara Amerika Serikat dengan 1,665 orang, diikuti Inggris (376), Kanada (157), Prancis (70), Jerman (52), Denmark (41), Italia (37), Spanyol (33), Polandia (27), Belanda (25), Australia (24), dan sisanya dari negara lain. Sekitar 40 negara terlibat dalam gerakan itu.
Angka tertinggi 711 tentara asing tewas di negara itu tercatat pada 2010, menjadikannya tahun paling mematikan bagi mereka sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan pemerintah garis keras Taliban pada ahir 2001.
Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.
Kekerasan meningkat di seluruh Afghanistan pada Juni-Juli sejak Taliban mengumumkan pemulaian serangan musim semi, yang lama mereka nantikan.
Taliban, yang memerintah sejak 1996, melancarkan perlawanan sesudah digulingkan dari kekuasaan oleh serangan pada 2001.(*)
(B002/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011