Makassar (ANTARA News) - Pemerintah Negeri Melaka dan rombongan Ahli Lembaga Pengarah Perbadanan Muzium Melaka (Perzim) dari Malaysia melakukan kunjungan sejarah selama tiga hari di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 17-20 Juli 2011.
Tuan Yang Terutama Yang di-Pertuan Negeri Malaka Tun Dato` Mohd. Khalil bin Yaakob dari Negeri Melaka, dalam jamuan makan malam di rumah jabatan Gubernur Sulsel mengemukakan bahwa rombongannya berkunjung untuk mengenang kembali sejarah kedua wilayah.
Kunjungan itu, menurut dia, bertujuan untuk meninjau kembali hubungan yang terjalin sejak dahulu antara Kerajaan Melayu Melaka dan Kerajaan Bugis-Makassar, khususnya Kesultanan Gowa dan Bone.
Ia menilai, karakteristik struktur bangunan Istana Kerajaan Gowa dan Bone serta pembuatan kapal phinisi sangat baik sehingga Negeri Melaka tertarik untuk mempelajari teknik perkayuan di Sulsel.
Tidak hanya itu, ia mengemukakan, Melaka juga ingin melihat proses penenunan kain sutera khas Sulsel karena Melaka kekurangan jumlah penenun.
Pemerintah Negeri Melaka mengharapkan kunjungan ini dapat mempererat kerja sama sejarah antarkedua wilayah.
Kunjungan budaya dan sejarah ini diawali kunjungan ke Museum Kota Makassar dan dilanjutkan ke lokasi pembuatan Kapal Phinisi di Tana Beru, Kabupaten Bulukumba. Mereka kemudian ke pusat kerajinan tangan dan sutera di Kabupaten Wajo, Istana Kerajaan Bone, Istana Kerajaan Gowa, Mesjid Tua Katangka, Makam Pangeran Diponegoro serta Fort Rotterdam sebelum bertolak ke Melaka.
Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa Sulsel dan Malaysia memiliki hubungan sejarah emosional yang kuat.
Menurut dia, sudah waktunya kedua wilayah kembali mendekatkan hubungan, bukan hanya dari sisi sejarah, tapi juga di bidang-bidang lainnya, seperti ekonomi, perdagangan, serta kebudayaan dan pariwisata yang semakin baik dan saling menunjang.
(T.KR-RY/F003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011