Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada Senin (31/1) mengatakan bahwa Israel akan memperkuat hubungannya dengan otoritas Palestina meskipun tidak ada niat untuk melakukan perundingan kesepakatan damai dengan Palestina.
Pernyataan itu disampaikan oleh Gantz, di parlemen Israel -- Knesset, untuk menanggapi mosi tidak percaya atas pertemuan Gantz dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun pemerintahan Perdana Menteri Naftali Bennett tidak akan melakukan perundingan kesepakatan damai dengan pemimpin Palestina, Israel "harus menjaga cakrawala diplomatik" dengan Palestina, dan hubungan dengan pemimpin Palestina "akan semakin kuat dan kian dalam", kata Gantz kepada parlemen Israel.
"Koordinasi dan pembicaraan yang intens antara Israel dan Palestina sangat penting untuk keamanan kita, untuk masa depan anak-anak kita, dan citra negara kita," kata Gantz.
"Melemahnya otoritas Palestina selama bertahun-tahun ... telah memperkuat Hamas dan melukai keamanan Israel," ujar menteri Israel itu. Kelompok militan Hamas Palestina menggulingkan pasukan otoritas Palestina dari Jalur Gaza pada 2007 dan sejak itu mengontrol dan menguasai daerah kantong pesisir tersebut.
Pada akhir Desember 2021, Gantz dan Abbas bertemu di rumah Gantz di Kota Rosh Ha'Ayin, Israel tengah, untuk membahas masalah ekonomi dan keamanan.
Sehari kemudian, Israel membuat serangkaian isyarat untuk meningkatkan hubungan dengan otoritas Palestina, termasuk transfer pembayaran pajak senilai 100 juta shekel (sekitar Rp451 miliar) yang dikumpulkan Israel atas nama otoritas Palestina.
Gantz dan Abbas pertama kali bertemu pada 30 Agustus 2021 dalam pertemuan tatap muka pertama antara Presiden Palestina dan seorang pejabat senior Israel sejak 2010.
Israel merebut Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967 dan mempertahankan kendalinya atas wilayah itu terlepas dari kritik internasional.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022