Manado (ANTARA News) - Sejumlah warga Manado langsung keluar rumah menyaksikan kepulan asap dan debu vulkanik yang keluar dari Gunung Lokon, pada Minggu (17/7) sekitar pukul 10.40 wita.

Sejumlah warga mengaku kaget ketika ada asap dan debu dengan ketinggian sekitar 3.000 meter lebih itu, berada di udara dan menyebar luas ke beberapa daerah lainnya.

"Kalau nantinya debu vulkanik ini sampai ke Manado, kita harus mewaspadainya dengan menyiapkan masker," kata Joji Misek, salah satu warga Sario Manado, yang menyaksikan langsung asap tersebut.

Kepulan asa yang keluar dari kawah Tompaluan Gunung Lokon di Kota Tomohon itu, membuat warga Manado berada di jalan-jalan untuk menyaksikan langsung fenomena alam tersebut.

Bahkan beberapa warga yang baru saja keluar Gereja mengikuti kebaktian pada siang harinya, ikut terkejut dengan gugusan asap hitam di udara dari arah selatan Kota Manado itu.

"Kalau bisa masker untuk mencegah debu segera dibagikan ke warga, karena ditakutkan bisa menjangkau daerah kita," ujar Michael, salah satu warga Manado lainnya.

Sebelumnya, Gunung Lokon kembali dikabarkan meletus lagi dan mengeluarkan awan panas ke udara dengan ketinggian sekitar 3.000 meter pada pukul 10.42 Wita.

"Letusan ini lebih besar dari sebelumnya, tetapi hanya mengeluarkan abu vulkanik, tidak disertai dengan lahar, dan kami tetap mengingatkan seluruh pengungsi memakai masker supaya tidak mengalami gangguan pernapasan," kata Koordinator Posko lapangan tanggap darurat bencana PMI Sulawesi Utara Irwan Lalegit.

Lalegit mengatakan hingga Minggu ini jumlah pengungsi sudah mencapai angka 4.868 jiwa dari 1.355 kepala keluarga yang tersebar di delapan tempat, yang berasal dari Kelurahan Kinilow I, sebagian Kakaskasen, Tinoor I dan II serta Rungku Wailan.

Warga yang diungsikan tersebut kata Lalegit adalah yang bermukim di kawasan rawan bencana dua pada radius tiga kilomter dari Kawah Tompuluan, agar tidak menjadi korban letusan Gunung Lokon. 
(*)



Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011