Hal itu disampaikan Budi Mulya dalam memberikan update mengenai kondisi makroekonomi serta iklim investasi di Indonesia kepada kalangan usaha Inggris yang diadakan melalui kerjasama Perwakilan Bank Indonesia-London, KBRI London dan lembaga kajian ternama khusus untuk kawasan Asia, Asia House, di London, ujar
Sekretaris Pertama KBRI London, Vitto Rafael Tahar kepada ANTARA London, Minggu.
Lebih lanjut Deputi Gubernur BI mengatakan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan baik di tingkat eksternal seperti ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global dan meningkatnya arus modal masuk yang terlalu pesat, maupun internal seperti upaya realisasi proyek-proyek investasi.
Acara updating maksoekonomi Indonesia dihadiri kalangan usaha di Inggris termasuk perusahaan-perusahaan besar diantaranya Jardine Matheson, Standard Chartered, Balfour Batty serta organisasi pengusaha, London Chamber of Commerce and Industry (LCCI).
Dalam kunjungan kerja di Inggris, Deputi Gubernur BI selain melakukan updating makroekonomi Indonesia juga mengelar dialog dengan lembaga pemeringkat terkemuka yang berkantor pusat di London yaitu Fitch Ratings.
Dalam presentasinya berjudul "Recent Macroeconomic Environment for investment in Indonesia" di hadapan kalangan usaha Inggris, Deputi Gubernur Bank Indonesia menyampaikan perkembangan positif makroekonomi yang terlihat antara lain dari kondisi defisit anggaran yang terkendali.
Selain neraca pembayaran yang sehat, nilai tukar mata uang rupiah yang stabil dan pesatnya pertumbuhan investasi yang ditargetkan mencapai Rp 240 triliun pada tahun 2011 ini, sebagai indikator stabilitas makroekonomi Indonesia.
Pada saat diskusi dan tanya jawab, Deputi Gubernur BI menyinggung komitmen pemerintah untuk segera mengatasi berbagai hambatan terhadap investasi seperti pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur.
Menanggapi pertanyaan tentang komitmen pemerintah terhadap pemberantasan korupsi, Deputi Gubernur BI menegaskan bahwa pemerintah RI sangat berkomitmen untuk mendorong pemberantasan korupsi.
Lebih lanjut Deputi Gubernur BI menghimbau kalangan usaha di Inggris dapat memperhatikan faktor-faktor yang menjadi daya tarik Indonesia sebagai lokasi usaha seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pasar di dalam negeri yang potensial serta karakteristik demografi yang menguntungkan.
Selanjutnya saat pertemuan dengan lembaga pemeringkat Fitch Ratings, Deputi Gubernur BI kembali menjelaskan mengenai kondisi makroekonomi Indonesia yang positif.
Dalam kesempatan dialog, Deputi Gubernur Bank Indonesia menekankan meski saat ini ancaman overheating dan inflasi bukan lagi menjadi isu serius, mengingat pemerintah dan bank sentral terus berupaya untuk memperhatikan masalah ini termasuk dengan mengelola derasnya arus modal yang masuk ke Indonesia untuk diarahkan kepada sector-sektor yang produktif. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011