tracing kita lakukan agar tidak menyebar secara lua

Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah fakultas di Universitas Negeri Malang (UM) menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali menjalankan perkuliahan secara daring usai adanya laporan tujuh orang warga kampus tersebut terpapar COVID-19.

Anggota Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 UM dr Erianto Fanani di Kota Malang, Jawa Timur, Senin mengatakan bahwa temuan kasus konfirmasi positif COVID-19 tersebut bermula pada saat ada salah satu mahasiswa yang mengalami keluhan kesehatan.

"Ada inisiatif untuk melakukan swab dari mahasiswa itu. Hasilnya positif dan kemudian menghubungi dosen, termasuk Satgas COVID-19 UM. Data yang sudah masuk, ada satu dosen dan enam mahasiswa," kata Erianto.

Berdasarkan pantauan, perkuliahan tatap muka yang digantikan dengan daring dilakukan di Fakultas Sastra dan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UM. Suasana pada dua fakultas itu pada Senin (31/1) tampak lengang dan longgar.

Baca juga: Mahasiswa UM KKN pulang kampung ke Banyuwangi, bantu atasi COVID-19
Baca juga: Dosen UM positif Corona usai ikuti pembekalan di Asrama Haji Sukolilo


Akses sejumlah gedung terlihat dikunci dan tidak ada aktivitas perkuliahan. Selain itu, aktivitas pada layanan administrasi juga dihentikan sementara. Kegiatan pada fakultas tersebut terlihat sejumlah pekerja membersihkan bangunan.


Erianto menjelaskan, keputusan untuk tetap melakukan perkuliahan secara tatap muka atau daring merupakan kewenangan penuh dari masing-masing fakultas. Satgas COVID-19 UM sejauh ini memberikan rekomendasi-rekomendasi pada fakultas yang ada.

"Yang jelas, begitu ada kasus memang kita rekomendasikan untuk sementara, aktivitas atau kegiatan dilakukan secara daring. Untuk keputusan daring, luring atau hibrid itu ada di pimpinan fakultas," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk saat ini, kondisi pasien konfirmasi positif COVID-19 yang merupakan warga UM tersebut dalam kondisi baik. Pihak Satgas COVID-19 UM terus melakukan monitoring kondisi kesehatan warga yang terpapar tersebut.

Pihak kampus, lanjutnya, juga telah melakukan tracing kepada para kontak erat pasien kasus konfirmasi positif COVID-19 tersebut. Pelaksanaan tracing tidak hanya dilakukan pada rekan satu kelas, melainkan semua kontak erat yang ditemui oleh pasien konfirmasi.

"Misal ada satu mahasiswa dan dia bertemu orang banyak, itu yang kita tracing kontak eratnya. Kita menghitung dia bertemu dengan siapa saja, bisa satu kelas atau lebih. Tracing kita lakukan agar tidak menyebar secara luas," ujarnya.

Dari enam orang mahasiswa yang terkonfirmasi terpapar COVID-19 tersebut, lanjutnya, tidak hanya berasal dari satu program studi saja. Akan tetapi dari sejumlah program studi dan berbeda angkatan.

"Enam orang ini tersebar, tidak hanya satu fakultas. Lebih dari satu prodi dan tidak hanya dari satu fakultas," katanya.

Baca juga: Pemkot Malang siapkan isolasi terpusat hadapi lonjakan kasus COVID-19
Baca juga: Imigrasi Malang hentikan layanan usai adanya pegawai terpapar COVID-19


Saat ini UM juga terus melakukan penguatan langkah pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment). Dari tujuh orang yang terpapar itu, satu orang menjalani isolasi pada fasilitas yang disediakan kampus, sementara lainnya melakukan isolasi mandiri.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa Fakultas Sastra, Bagus Syahputra mengatakan bahwa perkuliahan secara online kembali dilakukan pada Senin (31/1). Informasi sementara yang ia terima, perkuliahan secara online akan dilakukan hingga Rabu (2/2).

"Kuliah online mulai hari ini, dan informasinya dilakukan hingga Rabu. Pada Jumat (28/1) kemarin masih tatap muka," katanya.

Sebagai informasi, di Kota Malang, kasus COVID-19 terus mengalami peningkatan sepekan terakhir. Data kasus aktif hingga 30 Januari 2022 menyentuh angka 274 kasus, naik signifikan dibanding angka pertengahan Januari lalu yang sempat menyisakan empat kasus aktif.

Tercatat, hingga Minggu (30/1) berdasar data Pemerintah Provinsi Jawa Timur, di wilayah Kota Malang ada sebanyak 15.999 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total itu, 14.592 orang dilaporkan telah sembuh, 1.133 orang dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Khofifah memastikan penerapan PPKM mikro pascatemuan Omicron di Malang
Baca juga: Khofifah minta pelacakan diperkuat usai munculnya klaster sekolah
Baca juga: Gubernur Jatim: Daerah harus terbuka jika ada temuan kasus Omicron

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022