Palangka Raya (ANTARA News) - Fasilitator Center for International Forestry Research (CIFOR), Harry Surjadi mengatakan Indonesia memiliki 20 lokasi pilot proyek REDD+, bahkan ada yang langsung ditangani Perserikatan Bangsa Bangsa.
"Beberapa negara yang menjadi pilot proyek salah satunya Indonesia, melalui kerjasama dengan Australia dan Norwegia disertai dukungan dari beberapa negara maju," tutur Harry di Palangka Raya, Sabtu.
Dijelaskannya, REDD awalnya muncul di dunia internasional sebagai upaya pencegahan pemanasan global salah satunya pengurangan emisi karbon yang disebabkan deforestasi dan degradasi hutan.
Kemudian, program REDD muncul di Denpasar, Bali lewat pertemuan internasional negara berkembang yang berbicara tentang lingkungan hidup.
Tujuan dari program tersebut, ungkap Harry jelas, namun dalam realisasi masih belum ditemukan bentuk dan upaya yang pasti guna melaksanakannya. Untuk itu, proyek yang dilakukan, lebih banyak bersifat percobaan dan upaya untuk pengurangan emisi karbon yang meminimalisir terjadinya pemanasan global.
"Hal itu karena diperlukan metode khusus untuk meneliti emisi karbon tersebut, karena memang emisi karbon bukan sebuah benda yang dapat diperjualbelikan seperti layaknya jualan di pasar," ucapnya.
Jadi, jika hingga saat ini belum ada realisasi pasti bagaimana pelaksanaan program tersebut, disebabkan metode dan target sasaran berupa keberhasilan masih belum ditemukan.
Upaya tersebut, merupakan sebuah tindakan untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran lingkungan yang akan mengakibatkan perubahan iklim, dimana gejala terhadap perubahan iklim tersebut mulai bermunculan dibelahan dunia termasuk Asia.
"Salah satu contohnya adalah banjir di Taiwan, cuaca ekstrim dan berbagai bencana yang menimpa beberapa negara dalam kurun 5 tahun terakhir ini," ujarnya.
Diakuinya, memang saat ini masih belum terjadi perubahan iklim karena periodiknya 100 tahun dan pemanasan global masih belum menimbulkan perubahan iklim yang mengancam manusia, akan tetapi gejala dari perubahan iklim tersebut sudah mulai bermunculan.
Untuk itu dunia internasional hingga saat ini terus berupaya untuk melakukan pengurangan terhadap emisi karbon dengan berbagai cara, salah satunya dengan program REDD+. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011