Beograd (ANTARA News/AFP) - Serbia telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuk seorang wanita Kroasia yang diduga telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di sebuah kamp kematian Perang Dunia II, Kementerian Kehakiman mengatakan, Jumat.
"Setelah permintaan oleh pengadilan kejahatan perang nasional, Kementerian Kehakiman setuju untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Interpol untuk Nada Sakic, yang diduga telah melakukan kejahatan perang sangat berat," kata pejabat Kementerian Kehakiman Slobodan Homen pada AFP.
Sakic, 85, adalah kepala bagian wanita kamp Stara Gradiska, bagian dari kompleks kamp kematian Jasenovac yang sangat luas. Jasenovac dikenal sebagai "Auschwitz Kroasia" dan dipimpin oleh suaminya, Dinko Sakic.
Pasangan Sakic tinggal di Argentina hingga 1998, kemudian mereka diekstradisi ke Kroasia. Nada Sakic telah diselidiki oleh pemerintah Kroasia pada waktu itu tapi dibebaskan karena kurang bukti pada awal 1999.
Menurut media Serbia, ia sekarang tinggal di Argentina dan memiliki kewarganegaraan di negara Amerika Selatan itu.
Tapi media Kroasia, termasuk kantor berita nasional HINA, sementara itu melaporkan bahwa Nada Sakic tinggal di Zagreb, tempat ia telah meninggal pada 5 Februari.
Laporan itu tidak dapat dikonfirmasikan secara independen.
Nada Sakic diduga bekerja di Stara Gradika dari Oktober 1942 hingga awal 1945. Ia dituduh menyiksa tawanan dan melaparkan mereka hingga tewas serta memilih tawanan yang sakit dan lemah yang tewas dalam "angkutan kematian" di truk-truk yang diubah menjadi bilik gas bergerak.
Dinko Sakic telah dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena kejahatan terhadap kemanusiaan setelah ditemukan bersalah atas kematian sedikitnya 2.000 tawanan. Ia meninggal dalam sebuah penjara Kroasia pada 2008.
Pasangan Sakic adalah bekas pejabat Ustasha, nama yang diberikan pada rezim boneka pro-Nazi di Kroasia, yang terkenal karena melakukan eksekusi massal terhadap bukan orang Kroasia berdasar undang-undang rasial yang disahkan pada 1941.
Jumlah korban Yahudi, Serbia dan orang Kroasia anti-fasis -- yang tewas di kamp Jasenovac tidak jelas dan perkiraan berkisar dari 85.000 hingga 700.000, sementara Pusat Simon Wiesenthal yang bermarkas di Wina mengatakan sekitar 500.000 orang telah tewas.
Menurut kantor berita HINA, Nada Sakic telah meninggal di Zagreb pada 5 Februari, dan dikremasi empat hari kemudian di sebuah pemakaman di Zagreb, tempat ia tinggal. (S008/C003/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011