Jambi (ANTARA News) - Pihak Perintah Kabupaten Kerinci menegaskan, proyek pembangunan ruas jalan baru menuju Muko-muko Bengkulu dengan status jalan evakuasi bencana alam hanya tersisa 6 kilometer lagi menembus kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
``Sebenarnya untuk bisa tembus ke Bengkulu hanya tersisa 6 kilometer lagi, tapi ruas jalan itu harus menembus kawasan terlarang TNKS, karena itulah proyek Bencal itu terpaksa dihentikan,`` kata Sekretaris Disbudpar Drs Amri Swarta, di Kerinci, Sabtu.
Menurut dia, jika saja ruas jalan itu mendapat izin dari Menhut tentu akan ada banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat di kedua daerah, termasuk dalam hal semakin lancarnya akses kepariwisataan.
``Kalau saja jalan itu jadi dibangun tentu akan ada banyak manfaatnya termasuk kemudahan akses kepariwisataan kedua daerah, apalagi kedua daerah memiliki kekayaan potensi kepariwisataan yang besar untuk terus dikembangkan,`` terangnya.
Pemkab Kerinci sendiri tambahnya, sebenarnya sudah membuka ruas jalan perintis sepanjang 30 kilometer hingga ke kawasan objek wisata Danau Lingkat ke kecamatan Gunung Raya, dan ruas jalan itulah yang direncanaan dilanjutkan dalam proyek Bencal 2010, namun urung dilakukan karena kawasan tersebut adalah zona inti TNKS.
Sementara aktivis pemerhati lingkungan dari Mapala Gitasada Unbari yang juga anggota Sahabat Walhi Firman Supratman SH menilai apapun alasan manfaatnya, pembukaan jalan di 6 kilometer kawasan TNKS tersebut tetap akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan kebudayaan masyarakat di kedua daerah.
``Kalau dipaksakan pembukaan jalan itu, maka yang pasti terjadi adalah kerusakan lingkungan, karena jalur itu secara otomatis nantinya akan menjelma jadi potensi eksploitasi terhadap kawasan tersebut, termasuk terhadap potensi hutan TNKS-nya,`` kata Firman.
Pasalnya, tambahnya, tidak akan ada yang bisa menjamin ruas jalan tersebut hanya akan dimanfaatkan untuk evakuasi derurat bencana, walaupun masyarakat setempat sudah sangat menyadari arti penting hutan dan ekositemnya serta bertekad menjaga keberadaan TNKS, namun tidak ada yang bisa mencegah jika nantinya pihak dari luar khususnya para pengusaha yang tergiur beraksi di kawasan itu.
``Apalagi kawasan itu adalah kawasan teritorial utama bagi beberapa satwa endemik sumatera seperti Harimau Sumatera, Tenuk, Kijang, Kambing Hutan, dan lainnya. Habitat mereka pasti terganggu kalau ekosistem sekitarnya dirusak oleh keberadaan jalan,`` tegas Firman.
Menurut Firman, salah satu solusi paling logis bagi Kerinci untuk membuka keterisolasian adalah dengan memaksimalkan pembangunan ruas jalan Muaro Imat yang merupakan akses jalan darat utama yang menjadi urat nadi perekonomian Kerinci.
``Dana Rp65 miliar untuk jalan baru proyek Bencal kenapa tidak dimanfaatkan untuk menyelesaikan ruas jalan Muaro Imat, kenapa tidak untuk meningkatkan kualitas jalur urat nadi perekonomian masyarakat itu saja dari hanya berstatus jalan provinsi bisa berubah jadi jalan nasional, pasti akan jauh lebih bermanfaat,`` tegasnya. (ANT144/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011