Solo (ANTARA News) - Sebanyak 11 perancang busana atau desainer dari berbagai daerah menampilkan karya terbaiknya untuk memeriahkan "Solo Batik Fashion (SBF) III pada hari kedua di kawasan Gladag Solo, Jumat malam.
Tiga dari 11 desainer yang menampilkan rancangan busana terbaiknya di SBF tersebut dari warga Solo yang masih menimba ilmu sebagai perancang busana di luar negeri, yakni desainer Dea Ardyana, Natasha Widura, dan Evelina Gunawan.
Desainer Dea Ardyana pada malam pagelaran SBF tersebut menampilkan karyanya untuk suasana santai hingga resmi yang tidak meninggalkan motif batik sebagai warisan leluhurnya. Sehingga, busana karya Dea ini kelihatan elegan, tetapi terkesan glamour.
Evelina Gunawan perancang busana muda asal Solo lainnya yang menampilkan karyanya busana bermotif batik didominasi warna merah dan merah muda serta ditaburi oleh pernik perak Tibet sehingga kelihatan gemerlapan juga terkesan glamaour.
Desainer Natasha Widuran yang sedang belajar perancang busana di Singapura itu, menampilkan busana perpaduan antara timur dan barat, meski kelihatan glamour tetapi karyanya tidak meninggalkan seni budaya batik sehingga kelihatan etnik.
Perancang busana Hanif yang menampilkan busana temanten atau pesta perkawinan para raja yang kelihatan mewah dan anggun. Desainer ini dalam karyanya bertema "The Power of Love" corak berwarna warni cerah sehingga kelihatan anggun, elegan dan berbudaya.
Bahkan, Desainer Erna Yulianto yang menampilkan busana Muslim bercorak batik yang diselimuti sivon, sehingga lembut teknik keanggunan dan curahan warna yang indah.
Sugeng Waskito desainer asal Yogyakarta yang menampilkan busana warna-warna pelangi yang dikombinasi dengan lukisan abstrak, sentuhan motif tradisional dan dikerjakan dengan teknik batik bahan yang digunakan untuk busana pesta adalah sutra corak bergaris rancangan feminim.
Karya desainer dari Batik Madong Pekalongan didominasi warga cerah dan cokelat muda yang menampilkan keceriaan. Desainer Sri Wahyuni Hidayati yang mempertunjukkan batik Tuban, dengan warna-warna cerah kombinasi batik yang kelihatan esotik dan elegan.
Dana Raharja dan Agus Tinenna Siawanto designer asal Semarang menampilkan busana perpaduan batik rembulan yang didominasi warna cokelat dan putih rancangan busana berbahan katun.
Perancang busana dari para siswa Akademi Seni dan Desainer Indonesia (ASDI) yang menampilkan busana dalam suasana liburan sekolah dengan menonjolkan warga gula-gula.
Perancang Siswa ASDI mengambil tema busana liburan sportif dengan tema "Busana Liburan". Disusul karya desainer Diah Arto yang menampilkan busana santai dan pesta menutup SBF di Solo.
Menurut Ketua Panitia SBF 3, Djongko Rahardjo, kegiatan SBF 3 pada hari kedua ini menampilkan karya-karya busana perpaduan antara barat dan timur. Rancangan busana yang disuguhkan sangat eksotis, tetapi mereka tidak meninggalkan budaya batik sehingga penampilnya elegan.
Menurut dia, dengan kegiatan SBF tersebut, pihaknya ingin mencitrakan Kota Solo menjadi ibu kota Batik.
Sejumlah rumah produksi batik, yakni Batik Danar Hadi, Batik Keris, Sugeng Waskito Yogyakarta, Batik Madong Pekalongan, serta Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jateng menampilkan koleksinya.
Selain itu, pada gelaran hari kedua ini, sejumlah calon desainer muda, yang saat ini masih menempuh studi di luar negeri menampilkan kebolehan dengan memamerkan karya busananya. (B018/Z002/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011