Jakarta (ANTARA) - Morgan Wallen dikabarkan telah menyelesaikan janjinya untuk menyumbang 500 ribu dolar AS (Rp7,1 miliar) untuk kelompok-kelompok yang dipimpin oleh kulit hitam setelah skandal cercaan rasial yang dilakukannya.

Dikutip dari Fox News, Senin, selain menyumbang 500 ribu dolar AS, manajer Morgan juga mengatakan bahwa artis tersebut menjanjikan 100 ribu dolar AS (Rp1,4 miliar) untuk Museum Nasional Musik Afrika Amerika di Nashville awal bulan ini.

Baca juga: Langgar protokol COVID-19, Morgan Wallen batal tampil di SNL

Pelantun "Sand In My Boots" itu menyumbangkan 300 ribu dolar AS kepada Black Music Action Coalition (BMAC), 135 ribu dolar AS (Rp1,9 miliar) dari 300 ribu dolar AS (Rp4,3 miliar) didistribusikan kembali ke organisasi lain oleh BMAC. 100 ribu dolar AS lainnya juga diberikan ke Rock Againts Racism melalui Big Loud Records.

Berita terkait skandal rasisme yang dilakukan oleh Morgan Wallen tersebut pertama kali muncul pada bulan Februari setelah sebuah video muncul tentang dirinya yang menggunakan kata-N.

Morgan pun menerima serangan balik secara online dan di industri musik country. Meskipun dia dinominasikan untuk beberapa Academy of Country Music Awards, Morgan tidak diikutsertakan dalam upacara tersebut dalam kapasitas apa pun.

Selain itu, Morgan juga dijatuhkan oleh label rekamannya dan musiknya dilarang siar di iHeartRadio. Menanggapi tentang kabar tersebut, Morgan pun mengakui kesalahannya.

"Saya berada di sekitar beberapa tema saya dan kami hanya, kami mengatakan hal-hal bodoh bersama. Dalam pikiran kami itu lucu. Kedengarannya bodoh tapi dari situlah asalnya, dan itu salah," ungkap Morgan.

"Kami semua jelas mabuk dan saya meminta pacarnya untuk merawatnya karena dia mabuk dan pergi. Saya tidak bermaksud menghina sama sekali," lanjutnya.

Baca juga: Kenny Chesney jual katalog musiknya ke Hipgnosis Song Management

Baca juga: Ray Charles & The Judds akan masuk dalam Country Music Hall of Fame

Baca juga: Vokalis Dixie Crush Lindsey Renee meninggal dalam usia 25 tahun

Penerjemah: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022