Bogor (ANTARA News) - Kondisi ketinggian air di Bendung Katulampa, Desa Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat (Jabar) hingga Rabu malam pukul 21:00 WIB masih belum beranjak dari posisi 60 cm di atas mercu bendung. "Sepanjang Rabu ini, mulai pukul 06:00 WIB pagi tadi hingga malam ini ketinggian air masih bertahan di angka 60 cm. Di sekitar Katulampa, setelah sempat hujan sore tadi, malam ini mendung tebal," kata Andi Sudirman, Petugas Pintu Air Bendung Katulampa (PABK) saat dihubungi ANTARA, Rabu malam. Sementara itu laporan dari Puncak yang merupakan kawasan hulu masuknya air di Sungai Ciliwung maupun Ciesek di Megamendung dan alirannya kemudian masuk ke Bendung Katulampa, kondisinya dalam keadaan hujan rintik-rintik. Andi menjelaskan, karena hujan turun tidak merata sepanjang Rabu ini, setidaknya hingga pukul 21:00 WIB penambahan air yang masuk ke Bendung Katulampa dari hulu belum memberikan pengaruh yang besar. Meskipun begitu ia tidak bosan-bosannya mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap waspada, karena pada tengah malam sering turun hujan hingga masuk waktu keesokan harinya. Dikatakan, sesuai prakiraan BMG yang sudah diumumkan kepada publik, yakni kondisi curah hujan kawasan Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) di atas normal akan berlangsung sepanjang Januari 2006, maka kesiagaan seluruh warga harus ditingkatkan. Disampaikannya pula bahwa kondisi normal di Bendung Katulampa juga tidak bisa diasumsikan bahwa di kawasan lain, khususnya di ibukota Jakarta juga dalam kondisi normal, sehingga kewaspadaan menjadi kendor. "Normalnya ketinggian air di Katulampa juga bukan jaminan bahwa di Jakarta aman, karena jika curah hujan di Jakarta merata dan tinggi, ada air pasang laut, tentu saja faktor-faktor non-Katulampa itu bisa menyumbang tergenangnya wilayah ibukota," katanya. Faktor "non-Katulampa" yang dimaksudkannya itu adalah bila di Jakarta hujan lebat terjadi merata, terjadi pasang air laut, maka walaupun di Bendung Katulampa kategorinya normal, maka bisa saja menyebabkan air yang menuju Jakarta menggenangi beberapa wilayah yang selama ini rentan terhadap banjir.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006