Sarkozy ini adalah seorang penjahat perang yang telah menodai sejarah negara Perancis dan merusak hubungan negaranya dengan Libya serta negara Muslim.

Tripoli (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Pemimpin Libya Muamar Gaddafi, dalam satu wawancara televisi, Kamis (14/7), mengatakan ia takkan menyerah kepada pasukan NATO dan menuduh Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sebagai penjahat perang.

"Sarkozy ini adalah seorang penjahat perang yang telah menodai sejarah negara Perancis dan merusak hubungan negaranya dengan Libya serta negara Muslim," kata Gaddafi di dalam pesan kepada pendukungnya, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Ia menyatakan ia takkan menyerah, dan ia siap "mati setiap saat".

Gaddafi menyeru para pendukungnya agar bersiap untuk berbaris ke Misrata dan Benghazi serta pegunungan di Libya barat.

"Kita siap menjadi syahid dan mati kapan saja," kata Gaddafi di dalam siaran audio melalui Stasiun TV Libya kepada para pendukungnya yang berkumpul di satu tempat, 79 kilometer dari ibu kota Libya, Tripoli.

Itu adalah rekaman video keempat Gaddafi yang disiarkan dalam dua bulan belakangan.

Prancis adalah negara pertama yang mengakui kelompok pemberontak Dewan Peralihan Nasional (NTC) sebagai wakil sah rakyat Libya. Parlemen Prancis, Selasa (12/7), memutuskan untuk memperluas campur-tangan militer di Libya, yang memasuki bulan keempat.

Belgia, Luxemburg dan Belanda juga telah mengakui dewan pemberontak Libya di Benghazi sebagai wakil sah rakyat Libya, kata beberapa pejabat Rabu (13/7).

Pada hari yang sama, jaksa penuntut umum Libya menuduh serangan udara NATO untuk mendukung pasukan pemberontak sejak akhir Maret lalu telah menewaskan lebih dari 1.100 warga sipil dan melukai sekitar 4.500 orang lagi.

Seorang pejabat Libya, , Mohamed Zekri Mahjubi mengatakan kepada wartawan asing di Tripoli ia akan berusaha untuk menuntut pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen di pengadilan Libya karena "kejahatan perang" itu.

Pasukan yang setia kepada pemimpin Gaddafi, Rabu, melancarkan serangan balasan di sebelah barat-daya Tripoli, dan menguasai posisi gerak maju pemberontak di sekitar Gualish serta mendesak ke arah desa Kikla di bukit.
(C003)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011