AsiaNet 45465

SINGAPURA, 15 Juli 2011 (ANTARA/PRNewswire-Asia-AsiaNet) --

Pada tahun 1998, tidak ada seorang pun yang pernah berfikir bahwa Indonesia akan berada di posisi yang menentukan. Namun, negara ini telah melalui kemajuan yang pesat dalam masa 13 tahun terakhir, dan Bank Sentral Indonesia telah menerima lebih dari US$5 miliar investasi asing dalam masa dua kuartal- kuartal keempat tahun 2010 dan kuartal pertama tahun 2011.

Mengapa investasi di Indonesia berada di tahap tertinggi?

Edward Gustely, Penasihat Senior Kementerian Keuangan dan Investasi Pemerintah Indonesia, menjelaskan bahwa dibandingkan jumlah daya beli di Australia, Singapura, Hong Kong, dan Malaysia, perekonomian Indonesia masih lebih besar sekitar US$932 miliar secara PPT.

“Yang lebih menarik adalah akhir-akhir ini, Indonesia telah maju dan kami cuma setingkat saja di bawah tingkat investasi di saat ini. Sekarang, coba menetapkan dalam konteks. Brasil ada di tingkat investasi, Turki ada di tingkat investasi; namun Indonesia, yang berada di antara negara-negara G20, menghadap hutang yang rasio GDP hanya 26%. Itu adalah di tingkat investasi jikalau Anda melihat negara-negara G20 dengan hutang rata-rata GDP sebesar 80% dan Brasil sebesar 66%,” ungkap Gustely.

Gustely menjelaskan bahwa ini adalah hasil-hasil yang baik untuk dikutip yang akan menghasilkan investasi ke Indonesia, tetapi apa yang sesungguhnya menghambat negara ini adalah kekurangan investasi infrastruktur.

“Neraca dari pemerintah Indonesia hanya mampu mendanai sekitar sepertiga dari infrastruktur yang dibutuhkan dan kami memerlukan investasi senilai US$140 miliar untuk 4 tahun ke hadapan. Jadi, jika anda melihat secara perinci, saham milik pribadi dan para investor harus menyumbang baki yang sekitar US$23 miliar setiap tahun selama 4 tahun, dan ini bukan hal yang kecil, maka saya jelaskan karena kecuali kita melaksanakan dengan betul, semua hal yang mungkin menarik bagi Anda dan dalam kategori kepentingan yang khusus untuk Anda, seperti pembelian, konsumen staples, dan sumber daya alam dan sebagainya; tanpa infrastruktur sebagai tulang belakang Anda, ini akan menjadi suatu tantangan,” jelas Gustely.

Seperti pada kuartal pertama tahun 2011, Indonesia berhasil meningkatkan investasi asing langsung sebesar US$2,7 miliar. Namun, apa yang negara ini butuhkan saat ini adalah dana tambahan sebesar US$20,3 miliar untuk memastikan pertumbuhan sektor infrastruktur di Indonesia.

Transport Infrastructure Indonesia, pada tanggal 12-13 Oktober, menyatukan pemerintah, perusahaan, dan pemikir terkemuka untuk merefleksikan tantangan utama yang sedang dihadapi Indonesia, mengevaluasi peluang bisnis dan investasi di sektor transportasi.

Kunjungi www.transportinfrastructureindonesia.com untuk rinci yang lebih lengkap tentang acara ini.
Pihak yang berminat juga dapat mendaftar melalui email ke enquiry@iqpc.com.sg atau hubungi (65) 67226388.

Untuk Pers dan Media silakan hubungi:

Maria Andersson
Tel: 6722-9408
Email: maria.andersson@iqpc.com.sg

Bryan Camoens
IQPC Worldwide
Tel: 6722-9406
Email: bryan.camoens@iqpc.com.sg

SUMBER dari International Quality & Productivity Centre (IQPC)


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011