Sentani (ANTARA News) - Bupati Jayapura, Provinsi Papua, Habel Melkias Suwae mengatakan, program penelusuran pengembangan putera puteri Papua asli (P5) di Kabupaten Jayapura, untuk mematahkan anggapan masyarakat tentang keberadaan otonomi khusus (Otsus) yang dinilai gagal.
"Kami akan membuktikan bagi seluruh masyarakat di Papua bahwa di Kabupaten Jayapura Otsus tidak gagal dengan berbagai kebijakan yang berpihak kepada masyarakat," kata Bupati Habel Melkias di Sentani, Jumat.
Ia menjelaskan, salah satu kebijakan tersebut adalah program P5 yang telah berlangsung selama lima tahun sejak dimulai pada 2007 lalu dengan menyekolahkan anak-anak asli Kabupaten Jayapura baik di sekolah formal maupun non formal seperti di Akademi TNI.
Ia mengatakan, program tersebut yang dikhususkan bagi putera puteri Papua asli Kabupaten Jayapura dibiayai dari dana otonomi khusus pemerintah setempat.
Dikatakan, dengan kebijakan tersebut juga untuk membebaskan anak-anak Papua dari kebodohan, ketertinggalan, dan kemiskinan, untuk menghadapi dunia globalisasi serta mewujudkan ciri kemandirian bagi masyarakat di bumi khenambai umbai ini.
Habel Suwae yang akrab disapa HMS, menyatakan Pemerintah Kabupaten Jayapura selain menyekolahkan anak-anak asli Kabupaten Jayapura di luar negeri juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi ternama seperti Yayasan Perguruan Kristen Satya Lencana, Surya Institut, pihak TNI AD.AU, dan AL.
Karena dana Otsus bagi Kabupaten Jayapura menurun, mulai 2010 pemerintah setempat bekerja sama dengan Yayasan Pelita Harapan membuka cabang di daerah ini.
Pada 2011 ini, Pemerintah Kabupaten Jayapura bekerjasama dengan Yayasan Kristen Satya Lencana untuk mengirim 30 calon mahasiswa yang direkrut melalui seleksi yang sangat ketat.
Bagi 30 calon mahasiswa ini yang direncanakan akan mengambil jurusan teknik informatika.
Untuk membiayai program P5 ini, Pemerintah Kabupaten Jayapura menyiapkan dana sebesar Rp9 miliar. (HLM/M019/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011