Bojonegoro (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Jumat sekira pukul 06.00 WIB menangkap, Asep Syaifuddin (40) warga Desa Ngablak, Kecamatan Dander, yang diduga mengedarkan uang palsu.
Kapolres Bojonegoro, AKBP Widodo, Jumat membenarkan penangkapan pengedar uang palsu di wilayahnya. Tersangka, masih dalam pengusutan polisi untuk pengembangan kasus tersebut, mulai dari mengetahui jaringan pengedar uang palsu, termasuk jumlah uang yang sudah diedarkan di wilayah setempat.
"Sekarang masih ditangani," katanya.
Asep Syaifuddin tertangkap tangan oleh petugas polres setempat, berdasarkan laporan pedagang di pasar Kota Bojonegoro. Dari keterangan yang diperoleh, ketika itu Asep sendirian membeli sejumlah barang di pasar setempat.
Di antaranya, daging ayam, bawang merah, ikan bandeng dan sejumlah bahan pokok lainnya dengan mempergunakan uang palsu pecahan Rp100.000,00. Ketika membeli itu, ada seorang pedagang pasar yang curiga dengan uang yang dimanfaatkan untuk membeli.
"Ketika tertangkap dia membawa uang palsu pecahan ratusan ribu sebanyak tujuh lembar," kata Kabag Ops Polres, Kompol Agus Widodo menambahkan.
Dari pengakuannya, terungkap Asep masih menyimpan uang palsu di rumahnya sekitar Rp7,5 juta. Seketika itu, sejumlah petugas kepolisian membawa Asep, di rumah kontrakannya di Desa Ngablak, Kecamatan Dander.
"Barang bukti uang palsu di rumahnya ada pecahan ratusan ribu rupiah ada lima puluh ribu rupiah, kalau jumlah persisnya belum dihitung," kata seorang petugas kepolisian yang membawa uang palsu di rumah kediaman Asep.
Menurut Sekretaris Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Sutikno (54), Asep Syaifuddin dengan istri dan satu anaknya, menempati rumah kontrakan di desa setempat, sekitar lima tahun yang lalu.
Ia mengaku, tidak tahu persis pekerjaan sehari-hari Asep." Kalau yang saya ketahui dia, sebagai dukun," jelasnya.
Sutikno juga mengaku, tidak tahu pasti teman Asep selama menempati rumah kontrakannya itu."Sering ada temannya yang datang ke rumahnya, hanya saya kami kurang tahu, yang jelas temannya yang datang bukan warga di sini," katanya menjelaskan. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011