Sleman (ANTARA News) - Petani tembakau di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, resah dengan kemunculan virus yang menyerang dan memakan batang tanaman mereka.
"Virus ini menyerang tanaman dan memakan batang tembakau usia muda, sehingga batangnya putus, dan tidak lama kemudian tanaman itu mati," kata salah seorang petani tembakau di Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Supriyanto, Jumat.
Menurut dia, virus tersebut sampai sekarang belum diketahui nama dan jenisnya, serta cara menanggulanginya.
"Selama ini virus itu tidak pernah muncul, dan baru pada masa tanam sekarang terjadi serangan virus tersebut, hingga akhirnya tanaman tembakau yang mulai tumbuh kemudian mati," katanya.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Sleman Suwarji mengakui adanya serangan virus perusak tanaman tembakau tersebut.
"Entah virus atau entah hama apa namanya, saya juga belum tahu. Yang jelas, jarang sekali terjadi. Tetapi, kemarin saya mendapati tanaman tembakau saya tiba-tiba mati. Petani lain juga ada yang melaporkan tanamannya mati mendadak," katanya.
Menurut dia, virus aneh ini sebelumnya pernah ditemukan pada 2009, dan biasanya tanaman tembakau yang diserang rata-rata sudah berusia dua pekan.
"Karena batangnya yang diserang, maka kemudian tanaman putus. Kalau sudah putus, tidak mungkin bisa hidup," katanya.
Ia mengatakan fenomena ini biasanya oleh petani sering disebut dimakan kroto, karena yang memakan wujudnya sangat kecil, bahkan tidak kelihatan, namun serangannya ganas.
"Kami masih menunggu laporan dari para petani yang lain, dan saat ini memang belum bisa dikatakan mewabah," katanya.
Suwarji mengatakan dari satu hektare areal tanaman tembakau, hanya beberapa bibit tanaman saja yang diserang. "Penanggulangannya dengan cara disemprot, karena belum banyak tanaman yang diserang. Tetapi kami berharap jangan sampai mewabah," katanya. (V001/M008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011