Secara politik posisi Atut tidak lebih baik dibanding 2006 karena sebagai `incumbent` ia dinilai berkinerja buruk bahkan gagal.

Serang (ANTARA News) - Suara bakal calon wakil gubernur Banten Rano Karno berpotensi mendongkrak suara bagi bakal calon gubernur Ratu Atut Chosiyah pada pemilihan gubernur Banten tahun 2011.

"Suara Rano Karno tersebar merata di sejumlah daerah karena figurnya yang populer. Posisi Rano diperkirakan secara khusus difungsikan sebagai pencuri suara," kata pengamat politik Universitas Negari Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang Gandung Ismanto, di Serang, Kamis, menanggapi deklarasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten 2011.

Gandung mengatakan, kemungkinan posisi Rano Karno sengaja dipasang untuk `mencuri suara` di kantung-kantung suara pendukung bakal calo gubernur lainnya seperti Wahidin Halim serta sebagai penyisir suara di daerah lainnya, khususnya suara-suara pemilih dari kalangn bawah yang `tak tergarap` oleh Ratu Atut.

Sementara potensi suara Ratu Atut terkonsentrasi di Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang dengan kisaran 30-50 persen, sedangkan Rano tersebar merata karen figurnya yang populer.

"Secara politik posisi Atut tidak lebih baik dibanding 2006 karena sebagai `incumbent` ia dinilai berkinerja buruk bahkan gagal," kata Gandung.

Dengan demikian, kata Gandung, dengan menggandeng Rano Karno cukup efektif mempengaruhi dukungn beberapa segmen pemilihnya dulu. Sehingga Rano dibutuhkan sebagai `vote getter` yang efektif untuk mendongkrak suara Atut yang cenderung turun, sekaligus sebagai `mesin cuci` yang efektif bagi citra Atut yang negatif.

Sedangkan kantung suara Wahidin Halim terkonsentrasi di kawasn Tangerang, khususnya kota Tangerang.

Gandung mengatakan, pengalaman pilkada 2008 di Kota Tangerang Wahidin Halim menang mutlak dengan suara lebih dari 80 persen. Secara matematis potensi suaranya di Tangerang Raya juga berkisar pada angka 40-60 persen.

"Bila Irna Narulita pasangannya, potensi suaranya hanya berasal dari Pandeglang yang menurut pengalaman pemilukada kemarin hanya kurang dari 30 persen dan agak sulit berharap mendapat suara signifikn dari Lebak dan Serang," kata Gandung.

Menurut Gandung, potnsi suara bakal calon gubernur yang diusung PKS dan PPP Jazuli Juwaini relatif beririsan dengan suara Atut di wilayah perdesaan dan dengan Wahidin Halim di wilayah perkotaan.

"Secara statistik, memang kurang dapat diduga kekuatan Jazuli Juwaini sehingga bisa menjadi `kuda hitam` bahkan `kuda liar`," katanya.

Menjadi `kuda hitam` bila mesin politik PKS dan partai koalisinya benar-benar bekerja, disertai dengan dukungan dana yang memadai untuk melawan pesaingnya.

Bisa juga Jazuli Juwaini hanya akan menjadi `kuda liar` yang akan menggerogoti suara Wahidin Halim sehingga menguntungkan Ratu Atut atau sebaliknya.

"Secara umum, persaingan Pilgub Banten 2011 masih terkonsentrasi pada figur Atut dan Wahidin Halim, kendati sejumlah kejutan mungkin saja terjadi karen bekerjanya faktor-faktor non-teknis dalam pemilukada ini," kata Gandung.

Sementara hingga pukul 18.30WIB hari terakhir pendaftaran pilgub Banten 2011 ke KPU Banten, baru satu pasangan bakal calongun dari unsur partai politik yang mendaftar yakni pasangan Ratu Atut-Rano Karno.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011