"Kita tetap akan menggunakan asumsi 57 dolar per barel dengan harapan bahwa masalah-masalah ini adalah masalah jangka pendek karena di atas kertas kekuatan produksi dari seluruh dunia termasuk OPEC itu mencukupi untuk memenuhi permintaan dunia," kataJakarta (ANTARA News) - Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Prijambodo, mengatakan hingga saat ini belum ada usulan untuk mengadakan revisi asumsi APBN tentang harga minyak. "Sampai sekarang belum ada," kata Bambang di ruang kerjanya, Rabu, menanggapi kenaikan harga minyak dunia. Dalam APBN 2006, pemerintah menggunakan asumsi harga minyak dunia yaitu 57 dolar per barel, sedangkan subsidi minyak yang dianggarkan dalam APBN 2006 mencapai Rp54,6 trilun. Harga minyak dunia hingga saat ini telah mencapai kisaran 68 dolar AS per barel. Beberapa analis internasional menyebutkan melonjaknya harga minyak tersebut disebabkan krisis Iran yang tengah mendorong industri nuklir mereka dan krisis di kawasan Timur Tengah lainnya.Dengan kondisi demikian, harga minyak dunia diperkirakan akan terus meroket hingga 100 dolar per barel. "Kita tetap akan menggunakan asumsi 57 dolar per barel dengan harapan bahwa masalah-masalah ini adalah masalah jangka pendek karena di atas kertas kekuatan produksi dari seluruh dunia termasuk OPEC itu mencukupi untuk memenuhi permintaan dunia," katanya. Ia menjelaskan perkiraan total permintaan dunia pada 2006 mencapai 85,2 juta barel/hari. "Kapasitas produksi OPEC pada November 2005 mencapai 31,84 juta barel/hari. OPEC juga diperkirakan punya kapasitas cadangan 2,2 juta barel/ hari pada 2006 dan cadangan stok pada tahun-tahun sebelumnya," katanya. Sementara itu, pasokan negara OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) dan non-OECD mencapai 49,7 juta barel perhari Lebih lanjut ia mengatakan jika OPEC bisa menggunakan kapasitas produksi maksimal, maka akan ada kelebihan minyak dunia sekitar 0,6 juta barel/hari. "Memang ada kelebihan. Tetapi karena jumlahnya minim, tidak akan menurunkan harga minyak dunia secara berarti," katanya. Sementara itu, Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Muis mengatakan bahwa kenaikan harga minyak dunia akhir-akhir ini hingga mencapai hampir 70 dolar AS tidak perlu dikhawatirkan karena APBN 2006 sudah menetapkan asumsi harga minyak dalam tingkat yang tinggi Menurut dia, APBN 2006 yang mengasumsikan harga minyak sebesar 57 dolar AS per barel masih dapat mengakomodasi harga minyak dunia yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Namun ia mengingatkan agar kenaikan harga minyak dunia itu tidak dijadikan alasan untuk kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006