Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Kamis sore bergerak dalam kisaran sempit mengingat minimnya faktor positif dan bayangan gelap krisis finansial di zona euro.
Rupiah pada sore ini ditransaksikan pada kisaran 8.540 per dolar AS, relatif stabil dan hanya menguat tipis delapan poin dari posisi penutupan hari sebelumnya 8.548 per dolar AS.
Analis PT Indosurya Asset Management Reza Priambada mengatakan, pelaku pasar masih menunggu sentimen positif yang mampu menggerakkan pasar dan sementara mengurangi aktivitasnya.
"Minimnya isu positif membuat pelaku pasar kurang aktif masuk pasar perdagangan," kata dia.
Ia menambahkan, meski minim berita positif, penguatan rupiah masih didukung oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang diharapkan positif.
Bank Indonesia, lanjut dia, juga memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mempunyai peluang penguatan kendati terbatas pada semester dua 2011 sejalan dengan berlanjutnya dana asing yang masuk.
"Peluang penguatan rupiah masih ada pada semester kedua tahun ini dibanding semester pertama 2011," ujar dia.
Analis valas dari Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan, BI menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri dari sebelumnya 6,1-6,6 persen menjadi 6,3-6,8 persen seiring dengan meningkatnya ekspor dan investasi.
"Dari sisi sektoral, sektor yang diperkirakan menjadi pendorong pertumbuhan adalah transportasi dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor industri," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah menargetkan ekspor dari 168 miliar dolar AS menjadi 200 miliar dolar AS pada 2011. Hingga Mei lalu, total ekspor Indonesia telah mencapai 80,28 miliar dolar AS atau naik 33 persen yoy.
"Di tengah penguatan rupiah, meningkatnya nilai ekspor ini lebih didukung oleh menguatnya harga komoditas," kata dia.
Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia rupiah bergerak menguat ke posisi 8.538 dibanding posisi sebelumnya 8.562 per dolar AS.
(KR-ZMF/S025)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011