Sanur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pada tahun 2006 masyarakat Indonesia belum bisa bernafas lebih lega dan lebih rileks karena ada beberapa target yang perlu yang dicapai. "2006 belum merupakan tahun dimana kita bisa bernafas lebih lega dan lebih rileks," kata Presiden saat menutup rapat kerja pemantapan penyelenggaraan pemerintahan 2006 di Sanur, Bali, Rabu yang diikuti oleh pejabat pemerintahan dan legislatif dari 12 provinsi antara yang antara lain berada Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Kalimantan. Presiden Yudhoyono meminta agar para gubernur, bupati dan walikota lebih banyak mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memecahkan masalah yang ada. Di bidang pertumbuhan ekonomi, presiden mengatakan Indonesia tidak terlalu jelek karena pada 2006 berada diperingkat ketiga di Asia setelah India dan China. Ekspor dan investasi Indonesia juga meningkat cukup tinggi. Yudhoyono meminta agar para pejabat di Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut serta menggalakkan investasi. Ia menegaskan perekonomian di daerah dapat lebih tinggi dibandingkan perekonomian nasional. Jika hal itu dapat dilakukan, maka pengangguran dapat dipecahkan. "Nantinya diharapkan pengurangan jumlah pengangguran dapat dilakukan lebih cepat. Pada 2004 dan 2005, pemecahan pengangguran belum sepenuhnya dapat dicapai." Untuk itu, pemerintah daerah harus bisa lebih banyak menciptakan lapangan kerja. Presiden Yudhoyono juga mengatakan bahwa target inflasi 2005 meleset, meski hal itu dapat diberikan penjelasan mengenai penyebabnya. Oleh karena itu, inflasi pada 2006 ditargetkan hanya satu digit. Untuk itu, katanya, inflasi harus dikawal dan dilakukan berbagai langkah agar harga tidak melambung tinggi. "Inflasi penting untuk dikelola," katanya. Dia menyatakan, Bank Indonesia yang menangani kebijakan moneter dan pemerintah yang menangani kebijakan fiskal harus terus bekerjasama agar inflasi dapat dikelola dengan baik. Inflasi, kata Yudhoyono, berkaitan dengan daya beli masyarakat, kemiskinan, dan perhitungan ekonomi. Mengenai kondisi 2004 dan 2005, ia mengatakan, kurun itu merupakan tahun yang tidak mudah dan berat. Namun demikian, kurun itu dapat dilewati dengan baik. Untuk itu, presiden mengucapkan terima kasih kepada para gubernur, bupati, dan walikota yang telah bekerja dengan baik pada kurun tersebut. Ia menjelaskan masalah yang dihadapi pada 2004 dan 2005 antara lain bencana alam, harga minyak dunia yang tinggi, flu burung, dan lain-lainnya. Meski demikian, Yudhoyono menyampaikan di antara kesulitan itu ada beberapa target pemerintah yang tercapai.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006