Chicago (ANTARA) - Emas berjangka memperpanjang penurunannya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah Federal Reserve minggu ini mengindikasikan bahwa mungkin akan menaikkan suku bunga segera pada Maret mendorong dolar ke level tertinggi multi-bulan, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8,4 dolar AS atau 0,47 persen menjadi ditutup pada 1.786,60 dolar AS per ounce. Emas turun 2,5 persen untuk minggu ini berdasarkan kontrak paling aktif, persentase penurunan mingguan terburuk sejak pekan yang berakhir 26 November.
Sehari sebelumnya, Kamis (27/1/2022), emas berjangka terjungkal 36,6 dolar AS atau 2,0 persen menjadi 1.793,10 dolar AS, setelah anjlok 22,8 dolar AS atau 1,23 persen menjadi 1.829,70 dolar AS pada Rabu (26/1/2022), dan menguat 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.852,50 dolar AS pada Selasa (25/1/2022).
Harga emas tergelincir di bawah rata-rata pergerakan (MA) 100-hari dan 200-hari di sesi terakhir, setelah Federal Reserve AS menegaskan kembali rencana untuk mengakhiri pembelian obligasi era pandemi dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada Maret.
"Lingkungan pasar saat ini sangat merugikan emas. Investor sepenuhnya menilai kembali ekspektasi Fed," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
"Masih ada beberapa momentum penjualan emas, tapi kami semakin dekat ke potensi terendah sekarang karena telah menembus 1.800 dolar AS."
Kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil. Ekspektasi kenaikan suku bunga juga membuat dolar berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh bulan, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Namun, kepercayaan emas sebagai lindung nilai inflasi kemungkinan akan menarik perhatian baru dengan meningkatnya volatilitas pasar saham di tengah pasar yang menyesuaikan diri dengan lingkungan suku bunga yang meningkat, tulis analis Saxo Bank, Ole Hansen dalam sebuah catatan.
Dewan Emas Dunia (WGC) memperkirakan bahwa permintaan untuk perhiasan, batangan kecil dan koin akan tetap kuat pada 2022 dapat membatasi penurunan emas lebih lanjut. WGC juga memperkirakan bank-bank sentral akan terus membeli emas tetapi pada kecepatan yang lebih lambat.
Namun demikian, data ekonomi yang dirilis pada Jumat (28/1/2022) juga memberi emas beberapa dukungan, mencegahnya jatuh lebih jauh. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa inflasi AS mencapai 5,8 persen untuk tahun 2021 yang diukur dengan indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE), tertinggi sejak 1981.
Departemen Perdagangan AS lebih lanjut melaporkan bahwa belanja konsumen AS turun 0,6 persen pada Desember, penurunan pertama sejak Februari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 37,5 sen atau 1,65 persen, menjadi ditutup pada 22,301 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 15,2 dolar AS atau 1,49 persen, menjadi ditutup pada 1,006,6 dolar AS per ounce.
Baca juga: WGC: Permintaan emas India terus meningkat setelah melonjak pada 2021
Baca juga: Harga emas datar di Asia, menuju penurunan mingguan terbesar 10 pekan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022