"Indonesia dan Korea Selatan berharap melalui kerjasama pertahanan tiga negara, yakni Indonesia, Korsel dan Korut, maka diharapkan dapat menjadi jalan bagi perdamaian kedua Korea," ujar Juwono.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengemukakan, Indonesia akan menjadi fasilitator bagi pertemuan kerjasama pertahanan antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut). "Kami masih menjajaki kerjasama pertahanan dalam bentuk produksi bersama atau pengembangan lisensi bersama, antara Indonesia, Korsel dan Korut," katanya menjawab ANTARA usai menjadi pembicara dalam diskusi "Situasi Keamanan Asia Tenggara", di Jakarta, Rabu. Juwono mengatakan, kerjasama pertahanan tiga negara tersebut pertama kali diusulkan oleh Korea Selatan melalui Menteri Pertahanan Republik Korea Yoon Kwan G-ung. Berkaitan dengan itu, tambah Menhan, pihaknya akan segera berkirim surat kepada Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda sebagai penjuru (lead sector) kerjasama luar negeri. "Indonesia dan Korea Selatan berharap melalui kerjasama pertahanan tiga negara, yakni Indonesia, Korsel dan Korut, maka diharapkan dapat menjadi jalan bagi perdamaian kedua Korea," ujarnya. Juwono menambahkan, saat ini baik Indonesia maupun Korsel masih menunggu konfirmasi resmi dari pihak Pemerintah Korut. "Jika Korea Utara telah memberikan konfirmasinya, maka langsung diajukan kepada presiden untuk disetujui dan kemungkinan Indonesia akan menjadi fasilitator dalam pertemuan kerjasama pertahanan antara Indonesia, Korsel dan Korut, di Bali," katanya. Ia menjelaskan, kerjasama pertahanan dalam bentuk produksi bersama atau pengembangan lisensi bersama merupakan salah satu bentuk kemitraan strategis seperti yang dilakukan Indonesia dengan Australia, Korsel, Australia dan Jepang untuk berbagai jenis alat utama sistem senjata (alutsista) bagi ketiga matra TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara. Tentang kapan kemungkinan kerjasama itu dilakukan, Menhan Juwono mengatakan, secepatnya. "Mungkin dalam tiga hingga enam bulan ke depan," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006