Ketika berbicara dalam taklimat di Departemen Luar Negeri AS, Hillary pertama-tama mengutuk "aksi kekerasan yang tercela itu" dan mengatakan para pelakunya "takkan berhasil".
Ia mengatakan pada waktu lalu, India telah menanggapi aksi teror dengan "keberanian dan keuletan". Ia menambahkan AS telah menyampaikan belasungkawa dan dukungan kepada pemerintah India.
"Saya akan pergi ke India pekan depan sebagaimana direncanakan," kata Hillary, yang menambahkan lebih penting daripada sebelumnya bahwa "kita mendukung India", demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis.
Rabu pagi, Presiden AS Barack Obama mengutuk serangan tersebut sebagai "keterlaluan".
Pusat kota Mumbai lumpuh akibat serangan Rabu malam, yang terjadi dalam selang waktu tiga menit. Kementerian Dalam Negeri India mengkonfirmasi serangan tersebut sebagai aksi teror.
Tiga ledakan mengguncang ibu kota ekonomi India, Mumbai, sekitar pukul 19:00 waktu setempat, Rabu, sehingga menewaskan sedikitnya 21 orang, melukai 141 orang, kata pemerintah setempat --yang menduga itu adalah serangan teror.
Komisaris Polisi Mumbai Arup Patnaik mengatakan tiga ledakan terjadi antara pukul 18:54 dan 19:05 waktu setempat di daerah yang dipenuhi orang pada malam itu. Ledakan pertama terjadi di Bazaar Zaveri, yang padat pengunjung, di Mumbai Selatan, dan ledakan kedua, yang lebih kuat, di Opera House, yang juga berada di Mumbai Selatan, satu menit kemudian. Ledakan ketiga terjadi di satu perhentian bus di Dadar Barat, Mumbai tengah, di dekat stasiun kereta pada pukul 19:05 waktu setempat.
Itu adalah serangan teror besar pertama di kota tersebut setelah pengepungan 2008, yang menewaskan sebanyak 160 orang. AS dan dinas intelijen India menduga serangan 2008 itu dilancarkan oleh kelompok fanatik yang berpusat di Pakistan. (C003/AK/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011