Jakarta, (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
memprediksikan pertumbuhan investasi 2009 mencapai 10,7-11,2 persen yang akan banyak disumbang oleh investor lokal.
"Untuk 2009 pertumbuhan investasi dalam negeri akan lebih tinggi karena investasi riil di 2009 banyak yang merupakan kelanjutan dari komitmen investasi pada 2005 dan 2006,"kata Kepala BKPM M. Lutfi di sela peluncuran Road Map Investasi di Jakarta, Selasa.
Selama 2008, realisasi investasi tumbuh sekitar 20,5 persen dibanding 2007. Total realisasi investasi 2008 mencapai Rp154,19 triliun. Target 2008 sebelumnya hanya diperkirakan sebesar Rp80,30 triliun.
Investasi dalam negeri turun 41,6 persen dibanding 2007 menjadi Rp20,36 triliun sedangkan penanaman modal asing tumbuh 43,8 persen dibanding 2007 atau mencapai 14,87 miliar dolar AS (Rp133,83 triliun).
Lutfi mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan investasi 10,7-11,2 persen itu BKPM memfokuskan promosi investasi pada tiga sektor yaitu energi, pangan dan infrastruktur.
BKPM juga telah menyusun buku "Roadmap Investasi" yang akan dijadikan sebagai acuan/arahan promosi investasi dan pelayanan.
"Peta inilah yang akan membagi kira-kira berapa pertambahan dari komoditas dasar kita, energi dan pangan,"ujarnya.
Lutfi mencontohkan investasi bidang penyulingan minyak bumi (refinery) akan menggerakkan 42 sektor terkait lainnya. "Dengan investasi enam juta dolar AS akan menciptakan setidaknya 930ribu tenaga kerja baru,"tambahnya.
Deputi Perencanaan Penanaman Modal, BKPM Lucky Eko Wuryanto memperkirakan tahun ini investasi akan didominasi sektor telekomunikasi, agribisnis dan infrastruktur.
Target pertumbuhan investasi memang dipatok lebih rendah dari pencapaian 2008 mengingat ada pengaruh krisis ekonomi dan likuiditas perbankan yang sedang jelek.
Meski demikian, Lucky menegaskan pertumbuhan realisasi investasi masih ada karena komitmennya telah dibuat sejak 2006 lalu.
"Jadi mungkin karena ada beberapa segmen yang menghambat bisa saja yang harusnya direalisaikan 2009 jadi molor, bisa di 2010,"tuturnya.
Lucky juga menjelaskan meski fokus promosi investasi dilakukan pada tiga sektor yaitu pangan, energi dan infrastruktur namun tidak menutup kemungkinan untuk investor masuk ke sektor lainnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009